Sabtu, 30 Agustus 2014

materi dasar mesin


MENJELASKAN DASAR ILMU STATIKA DAN TEGANGAN

A.  DASAR ILMU STATIKA
1.   Pengertian
Statik (bukan statistika) adalah ilmu yang mempelajari tentang kesetimbangan benda, termasuk gaya-gaya yang bekerja pada sebuah benda/titik materi agar benda tersebut dalam keadaan setimbang. Agar mudah dalam mempelajari ilmu statistika, maka perlu terlebih dahulu mengetahui besaran, satuan, dan hukum Newton.
Segala sesuatu yang dapat diukur dan nilainya dapat dinyatakan dengan  angka dan satuan disebut besaran. Setiap besaran memiliki satuan. Satuan adalah suatu standar yang dapat digunakan sebagai pembanding dalam pengukuran.
Besaran yang satuannya telah ditetapkan lebih dahulu dan yang merupakan dasar untuk mendefinisikan besaran lain dinamakan besaran pokok. Yang termasuk besaran pokok antara lain : panjang (satuannya meter), massa (kg), waktu (detik), arus listrik (Ampere), suhu (Kelvin), intensitas cahaya (Kandela atau cd), jumlah zat (mol), sudut datar (radian), sudut ruang (steradian).
Besaran yang dijabarkan/diturunkan dari besaran pokok dinamakan besaran turunan. Yang termasuk besaran turunan antara lain : gaya (satuannya Newton), energi (Joule), daya listrik (Watt), beda potensial atau tegangan listrik (Volt), tekanan (Pascal), momen gaya (Nm), tegangan (N/m2), modulus kekenyalan (N/m2), momen tahanan (m3), dan sebagainya.
Mekanika adalah ilmu yang menggambarkan dan meramalkan kondisi benda yang diam atau bergerak, karena pengaruh gaya yang bereaksi pada suatu benda. Ada dua kelompok besaran yang dipakai dalam mekanika, yaitu besaran skalar dan besaran vektor. Besaran skalar adalah besaran yang hanya memiliki besar atau nilai, antara lain panjang, massa, waktu, volume, laju, energi, daya, suhu, potensial listrik. Besaran vektor adalah besaran yang memiliki arah dan memiliki besar, antara lain gaya, kecepatan, percepatan, perpindahan, momentum, kuat medan, dan sebagainya.

2.   Hukum Newton
a.   Hukum I Newton
Pada saat kita naik bus atau mobil yang dalam keadaan berjalan cepat tiba-tiba mendadak direm, maka badan kita akan terdorong ke depan. Sebaliknya bila kendaraan tersebut mendadak bergerak maju, badan kita akan terpelanting ke belakang. Mengapa hal itu dapat terjadi ? Karena setiap benda yang dalam keadaan diam akan cenderung tetap diam dan benda yang bergerak akan cenderung bergerak terus. sifat untuk mempertahankan keadaan itulah yang dikatakan sebagai sifat kelembaman (inersia) suatu benda. Sehingga oleh Sir Isaac Newton (1642 – 1727) ditetapkan sebagai Hukum I Newton (hukum kelembaman) yang berbunyi : Setiap benda akan tetap bergerak lurus beraturan atau diam, jika tidak ada resultan gaya yang bekerja pada benda itu.
Rumus Hukum I Newton : åF = 0 (baca : sigma F sama dengan nol), artinya resultan gaya-gaya yang bekerja pada benda sama dengan nol. Bila resultan gaya-gaya pada sebuah benda sama dengan nol, maka benda tersebut tidak memiliki percepatan (a = 0)

Gambar 1.1 Resultan gaya-gaya sama dengan nol

b.   Hukum II Newton
Apabila resultan gaya-gaya yang bekerja pada sebuah benda tidak sama dengan nol, maka benda tersebut akan bergerak dengan suatu percepatan tertentu.
Menurut Hukum II Newton : Percepatan yang timbul pada suatu benda karena dipengaruhi oleh gaya F besarnya akan berbanding lurus dan searah dengan gaya itu dan berbanding terbalik dengan massa benda. Persamaan Hukum II Newton :
rumus





Dimana :  F    = gaya yang bekerja pada benda (satuannya N)
m   = massa benda (satuannya kg)
a    = percepatan pada benda (satuannya m/s2)
IN   = 1 kg . m/s2

c.   Hukum III Newton
Hukum III Newton berbunyi : Apabila sebuah benda mengerjakan gaya pada benda ke dua, maka dari benda kedua tersebut timbul gaya (lawan) terhadap benda yang pertama yang besarnya sama, tetapi arahnya berlawanan.
Gaya dari benda pertama yang dirasakan oleh benda kedua disebut aksi. Gaya dari benda kedua yang melawan gaya pertama disebut reaksi. Sehingga Hukum III Newton sering disebut gaya aksi dan dinyatakan bahwa aksi = – reaksi atau W (gaya aksi) = – N (gaya reaksi).
Contohnya adalah sebuah penghapus diletakkan di atas meja, maka penghapus akan menekan meja dengan gaya vertikal ke bawah yang besarnya W (aksi), sehingga meja akan menahan penghapus dengan gaya yang sama besar tetapi arahnya vertikal ke atas (reaksi). Gaya reaksi oleh meja terhadap penghapus disebut gaya normal (N).




B.  Gaya, Momen, dan Kopel
 
1.   Pengertian dan Macam-macam Gaya
Sesuatu yang menyebabkan benda yang diam menjadi bergerak atau sesuatu yang menyebabkan benda yang bergerak mengalami perubahan gerak disebut gaya. Seseorang yang menendang bola merupakan contoh gaya yang dibangkitkan oleh manusia. Sebuah benda di atas bidang licin kemudian ditarik maka hanya membutuhkan tenaga yang kecil. Lain dengan sebuah benda yang berada di atas bidang kasar, maka bila ditarik akan terasa berat, berarti antara bidang kasar dengan benda yang ditarik terjadi gaya yang menghambat gerakan benda yang disebut gaya gesekan.

Ada beberapa macam gaya, antara lain :
a.   Gaya otot (gaya yang dibangkitkan oleh manusia atau binatang)
b.   Gaya berat (gaya yang terjadi karena gravitasi bumi)
c.   Gaya gesekan (gaya perlawanan yang menghambat gerakan benda)
d.   Gaya pegas (gaya yang diberikan oleh pegas yang tertekan atau tertarik)
e.   Gaya sentrifugal (gaya yang keluar dari titik pusat benda yang diikat seutas tali lalu diputar sehingga tali akan tertarik tegang).
Gaya termasuk besaran vektor, sehingga dapat dinyatakan dalam bentuk gambar. Untuk menyatakan gaya pada gambar harus mengikuti tiga ketentuan :
a.   Ada titik tangkap gaya (titik tempat gaya mulai bekerja) yang digambarkan dengan sebuah titik.
b.   Ada arah gaya yang digambarkan dengan anak panah (arah anak panah menunjukkan arah gaya bekerja).
c.   Ada besarnya gaya, besarnya gaya digambarkan dengan garis lurus, panjangnya garis menyatakan besarnya gaya.
Untuk melukiskan besarnya gaya digunakan skala gaya. Misalnya skala gaya : 1 cm # 10 N (baca : 1 cm sama dan sebanding dengan 10 N), artinya panjang garis 1 cm menggambarkan besarnya gaya 10 Newton. Penentuan skala gaya tergantung pada besar kecilnya gaya dan terserah pada orang yang menggambar. Garis lukisan gaya dapat diperpanjang atau dipindah sepanjang garis kerja gaya. Dengan kata lain bahwa gaya dapat dipindahkan sepanjang garis kerjanya asalkan arah dan besarnya sama. Lihat gambar berikut ini, titik A adalah titik tangkap gaya, anak panah B adalah arah gaya yaitu ke kanan, F adalah besarnya gaya yang digambar mulai A sampai B yang panjangnya dalam satuan mm atau cm. Besarnya gaya F adalah panjang L dikalikan skala gaya, misalkan panjang L = 2,4 cm dan skala gaya 1 cm # 10 N, maka besarnya F adalah 2,4 cm x 10 N/cm = 24 N.
Gambar 1.4 Melukis gaya
2.   Menguraikan dan Menyusun Gaya
Apabila pada sebuah benda bekerja beberapa gaya, maka beberapa gaya dapat diganti dengan sebuah gaya pengganti yang disebut gaya resultan (R). Beberapa gaya yang diganti itu disebut komponen gaya. Mengganti beberapa gaya menjadi sebuah gaya disebut menyusun gaya. Untuk menyusun gaya dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu cara analistis (dengan cara dihitung) dan cara grafis (dengan cara digambar/dilukis).
Sebuah gaya juga dapat diuraikan menjadi dua komponen gaya, yaitu diuraikan terhadap sumbu x dan sumbu y. Dari gambar 1.5 terdapat gaya F yang diuraikan menjadi komponen gaya Fx dan Fy.
Gambar 1.5 Gaya F diuraikan menjadi Fx dan Fy
a.   Menyusun beberapa buah gaya yang searah dan satu garis kerja
Bila beberapa buah gaya yang searah dan segaris kerja, maka besarnya gaya pengganti atau R adalah hasil penjumlahan dari beberapa gaya tersebut dan arahnya gaya R mengikuti arah beberapa gaya tersebut.
Contohnya : Sebuah benda ditarik oleh tiga buah gaya yang arahnya sama-sama ke kanan, yaitu F1 = 11 N, F2 = 19 N, F3 = 32 N, maka besarnya gaya pengganti atau R adalah :
    Cara analistis    : R = F1 + F2 + F3 = 11 + 19 + 32 = 52 N
    Cara grafis        : Dipakai skala : 1 cm # 10 N, maka F1 digambar 1,1 cm, F2 digambar 1,9 cm dan F3 digambar 3,2 cm seperti gambar berikut ini.
Besarnya R adalah :


Gambar 1.6 Menyusun gaya yang searah dan segaris kerja
Dari gambar 1.6 didapat panjang R = 5,2 cm ke arah kanan.
Maka R = 5,2 cm x 10 N/cm = 52 N (ke arah kanan diberi tanda positif).
Jadi, besarnya resultan R = 52 N.
b.   Menyusun beberapa gaya yang berlawanan arah dan satu garis kerja
Bila dua buah gaya yang segaris kerja namun arahnya berlawanan, maka besarnya gaya pengganti atau R adalah selisih dari kedua gaya tersebut dan arahnya gaya R mengikuti arah gaya yang lebih besar.
Contoh sebuah benda ditarik oleh tiga buah gaya, yaitu F1 = 13 N dan F2 = 16 N ke arah kanan, F3 = 39 N ke arah kiri, maka besarnya gaya pengganti atau R adalah :
    Cara analistis    : R = F1 + F2 – F3 = 13 + 16 – 39 = –10 N ke kiri.
    Cara grafis        : Dipakai skala : 1 cm # 10 N, maka F1 digambar 1,3 cm, F2 digambar 1,6 cm dan F3 digambar 3,9 cm seperti gambar 1.7.
Gambar 1.7 Menyusun gaya yang berlawanan arah dan segaris kerja
Dari gambar 1.7 di dapat panjang R = 1 cm ke arah kiri.
Maka R = 1 cm x 10 N/cm = 10 N ke arah kiri.
Jadi besarnya resultan R = –10 N (ke arah kiri diberi tanda negatif).
c.   Menyusun beberapa gaya yang tidak searah, tetapi pada satu titik tangkap
Untuk menyusun beberapa buah gaya yang tidak searah namun berada pada satu titik tangkap gaya dapat dikerjakan dengan cara analitis maupun cara grafis. Untuk cara grafis dapat dilakukan dengan cara segitiga gaya, cara segi banyak gaya atau poligon gaya, dan cara jajaran genjang gaya.
Hukum Paralelogram menyatakan : jika dua buah gaya yang dinyatakan oleh vektor  dan  yang bekerja dalam satuan sudut antara (a) yang dikenakan pada sebuah benda di titik A, maka aksi dari gaya-gaya tersebut ekwivalen dengan aksi sebuah gaya yang dinyatakan oleh vektor  yang didapat sebuah diagonal dari pada Paralelogram yang dibuat pada vektor-vektor  dan  dan dalam arah yang ditunjukkan dalam gambar 1.8.
Jumlah ke dua gaya dihitung dengan rumus :
Gambar 1.8 Dua gaya pada satu titik tangkap gaya
Contoh 1 : Dua gaya bekerja pada sebuah titik tangkap, yaitu F1 = 40 N, dan F2 = 25 N membentuk sudut 45° terhadap F1. Tentukan besar dan arah gaya pengganti (R) !
Penyelesaian :
Arah gaya pengganti R adalah :
Jadi besarnya R = 60,32 N dengan arah 17° dari sumbu x positif.
Gambar 1.9 Resultan dua gaya yang berlainan arah
Contoh 2 : Tiga buah gaya bekerja pada titik tangkap A, yaitu F1 = 45 N, F2 = 30 N membentuk sudut 60° terhadap F1, dan F3 = 20 N membentuk sudut 120° terhadap F1, tentukan arah dan besarnya gaya pengganti R dengan cara grafis dan cara analitis !
Gambar 1.10 Tiga gaya pada satu titik tangkap gaya namun berlainan arah
Penyelesaian :
1)   Cara segitiga gaya
Dipakai skala gaya : 1 cm # 10 N
Gambar 1.11 Menentukan R dengan cara segitiga gaya
Dari gambar 1.11 didapat panjang R = 6,6 cm,
maka besarnya R = 6,6 cm x 10 N/cm = 66 N dengan sudut a = 40°.
2)   Cara segi banyak gaya
Dipakai skala gaya : 1 cm # 10 N
Gambar 1.12 Menentukan R dengan cara segi banyak gaya
Dari gambar 1.12 didapat panjang R = 6,6 cm,
maka besarnya R = 6,6 cm x 10 N/cm = 66 N dengan sudut a = 40°.
3)   Cara jajaran genjang gaya
Dipakai skala gaya : 1 # 10 N
Dari F1 dan F2 dibuat jajaran genjang sehingga didapat R1
Dari F1 dan F3 dibuat jajaran genjang sehingga didapat R
Gambar 1.13 Menentukan R dengan cara jajaran genjang gaya
Dari gambar 1.13 didapat panjang R = 6,6 cm,
maka besarnya R = 6,6 cm x 10 N/cm = 66 N dengan sudut a = 40°.
4)   Cara analitis
Untuk menentukan besarnya R (gaya pengganti) dari beberapa buah gaya, maka gaya-gaya tersebut dapat diuraikan terhadap sumbu x dan sumbu y.
Komponen gaya terhadap sumbu x :
F1x = F1 . cos 0° = 45 x 1 = 45 N
F2x = F2 . cos 60° = 30 x 0,5 = 15 N
F3x = F3 . cos 120° = 20 x (–0,5) = –10 N
Komponen gaya terhadap sumbu y :
F1y = F1 . sin 0° = 45 x 0 = 0 N
F2y = F2 . sin 60° = 30 x 0,866 = 25,98 N
F3y = F3 . sin 120° = 20 x 0,855 = 17,32 N ke arah kiri
Jumlah komponen gaya terhadap sumbu x dan y :
Fx = F1x + F2x + F3x = 45 + 15 – 10 = 50 N
Fy = F1y + F2y + F3y = 0 + 25,98 + 17,32 = 43,3 N
Besarnya resultan untuk gaya Fx dan Fy yang posisinya tegak lurus adalah :
Arahnya resultan :
Jadi besarnya R = 66,14 Newton dengan arah 40,89° terhadap sumbu x positif.

Kamis, 14 Agustus 2014

MATERI HIDROLIK DAN KOMPRESOR


BAB. I
PENDAHULUAN
A.  Deskripsi

Modul  Pemasangan sistem  hidrolik dengan kode OPKR-10-002B berisi  materi  dan informasi tentang peralatan utama, rangkaian  dan pengujian serta keselamatan kerja dari sistem hidrolik. Materi diuraikan dengan pendekatan praktis disertai ilustrasi yang cukup agar siswa mudah memahami bahasan yang disampaikan.
Modul ini disusun dalam 2 kegiatan belajar. Kegiatan belajar 1 membahas tentang pemasangan sistem hidrolik. Kegiatan belajar 2 membahas tentang pengujian sistem hidrolik. Setiap akhir materi disampaikan rangkuman yang memuat intisari materi, dilanjutkan test formatif. Setiap siswa harus mengerjakan test tersebut sebagai indikator penguasaan materi, jawaban test kemudian diklarifikasi dengan kunci jawaban.
Diakhir modul terdapat evaluasi sebagai uji kompetensi siswa. Uji kompetensi dilakukan secara teroritis dan praktik.  Uji teoritis dilakukan dengan cara siswa menjawab pertanyaan yang pada soal evaluasi, sedangkan uji praktik dengan meminta siswa mendemontrasikan kompetensi yang harus dimiliki dan guru/instruktur menilai berdasarkan lembar observasi yang ada. Melalui evaluasi tersebut dapat diketahui apakah siswa mempunyai kompetensi pemasangan sistem hidrolik.

B.  Prasarat

Sebelum memulai modul ini, peserta diklat pada Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif harus sudah menyelesaikan modul-modul prasyarat seperti terlihat dalam diagram pencapaian kompetensi maupun peta kedudukan modul. Prasyarat mempelajari modul OPKR-10-002B  antara lain adalah sudah memiliki kompetensi yang terdapat pada OPKR-10-001B.

C.  Petunjuk Penggunaan
1.   Petunjuk Bagi Siswa
a.    Lakukan cek kemampuan untuk mengetahui kemampuan awal yang anda kuasai, sebelum membaca modul lebih lengkap.
b.    Bacalah modul secara seksama pada setiap kegiatan belajar,  bila ada uraian yang kurang jelas silakan bertanya pada guru.
c.    Kerjakan setiap test formatif pada setiap kegiatan belajar, untuk mengetahui seberapa besar pemahaman saudara terhadap materi yang disampaikan, klarifikasi hasil jawaban saudara pada kumpulan lembar jawaban yang ada.
d.    Lakukan latihan setiap sub kompetensi sesuai dengan lembar kerja yang ada.
e.    Perhatikan petujuk keselamatan kerja dan tindakan aman saat  bekerja yang termuat pada lembar kerja.
f.      Lakukan latihan dengan  cermat, teliti dan hati-hati. Jangan melakukan pekerjaan yang belum anda pahami dengan benar.
g.    Bila saudara merasa siap mintalah guru untuk menguji kompetensi saudara.

2.   Petunjuk Bagi Guru/Instruktur
Pada setiap kegiatan belajar siswa, guru/instruktur  berperan sebagai:
a.    Fasilitator yaitu menyediakan fasilitas berupa informasi, bahan, alat, training obyek dan media yang cukup bagi siswa sehingga kompetensi siswa cepat tercapai.
b.    Motivator yaitu memotivasi siswa untuk belajar dengan giat, dan mencapai kompetensi dengan sempurna
c.    Organisator yaitu bersama siswa menyusun  kegiatan belajar dalam mempelajari modul, berlatih keterampilan, memanfaatkan fasilitas dan sumber lain untuk mendukung terpenuhinya kompetensi siswa.
d.    Evaluator yaitu mengevaluasi kegiatan dan perkembangan kompetensi yang dicapai siswa, sehingga dapat menentukan kegiatan selanjutnya.

D. Tujuan Akhir
Tujuan akhir dari modul ini adalah siswa mempunyai kompetensi:
  1. Mampu memasang sistem hidrolik dengan tanpa merusak komponen lain. 
  2. Mampu melaksanakan pengujian sistem hidrolik sesuai dengan standar operasional prosedur. 

E.  Kompetensi
Kompetensi Memasang sistem hidrolik mempunyai kode OPKR 10-002B dengan durasi pembelajaran 30 jam @ 45 menit.  Kompetensi ini terdiri dari 2 sub kompetensi, yaitu:
1.    Pemasangan sistem hidrolik
2.    Pengujian sistem hidrolik
Kriteria kinerja, lingkup belajar, materi pokok dalam pemelajaran  dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1
KOMPETENSI                    :    Pemasangan sistem hidrolik   
KODE                              :    OPKR-10-002B  
DURASI PEMELAJARAN  :     30 Jam @ 45 menit

LEVEL KOMPETENSI KUNCI
A
B
C
D
E
F
G
1
1
2
1
1
1
2
KONDISI KINERJA
1.     Batasan konteks
§  Standar kompetensi ini digunakan untuk kendaraan ringan
2.     Sumber informasi/dokumen dapat termasuk :
§  Spesifikasi pabrik kendaraan
§  SOP (Standard Operation Procedures) perusahaan
§  Spesifikasi pabrik produk/komponen
§  Kebutuhan pelanggan
§  Kode area tempat kerja
§  Perundang-undangan pemerintah
§  Lembaran data keamanan bahan
3.     Pelaksanaan K3 harus memenuhi :
§  Undang-unadang tentang K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
§  Penghargaan di bidang industri
4.     Sumber-sumber dapat termasuk: peralatan tangan/hand tools, peralatan bertenaga angin/air tools, peralatan bertenaga/power tools, peralatan khusus/special tools untuk pemasangan, peralatan uji meliputi:pengukur aliran hidraulis, alat pengukur tekanan hidraulis.
5.     Kegiatan
§  Kegiatan harus dilaksanakan di bawah kondisi kerja normal dan harus meliputi : penilaian pendengaran, visual dan fungsi (meliputi : kerusakan, korosi, ketinggian permukaan cairan, kebocoran, pengujian, keausan dan aspek keamanan)
§  Prosedur pemasangan
§  Prosedur pengujian
Variabel terapan lainnya meliputi : katrol, dongkrak, peralatan press, sistem kemudi, power lift (tenaga pengungkit)


SUB KOMPETENSI
KRITERIA KINERJA
LINGKUP BELAJAR
MATERI POKOK PEMELAJARAN
SIKAP
PENGETAHUAN
KETERAMPILAN
1. Pemasangan sistem hidrolik

§  Pemasangan dilaksanakan tanpa menyebabkan kerusak-an terhadap komponen atau sistem lainnya
§  Informasi yang benar diakses dari spesifikasi pabrik dan dipahami.
§  Tata letak sistem hidraulik dirancang dan disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan
§  Semua prosedur pemasangan dilaksanakan berdasarkan spesifikasi dan toleransi pabrik
§  Seluruh kegiatan pemasangan dilaksanakan berdasarkan SOP (Standard Operation Procedures), undang-undang K 3 (Keselamatan dan Kese-hatan Kerja), peraturan perundang-undangan dan prosedur/ kebijakan perusa-haan.   
§  Prosedur pengukuran dan pengujian
§  Desain dan sketsa diagram sirkulasi sistem hidrolik
§  Jenis cairan hidrolik dan penggunaannya
§  Prinsip-prinsip operasi sistem hidrolik
§  Prinsip kerja sistem/ komponen hidrolik

§  Ketelitian dalam pemasangan
§  Keamanan  dengan cairan hidrolik
§  Keamanan dalam operasional hidrolik
§  Prosedur pengukuran dan pengujian
§  Informasi teknik yang sesuai termasuk simbol grafik
§  Jenis cairan hidrolik dan penggunaannya
§  Prinsip kerja sistem/ komponen hidrolik
§  Melaksanakan prosedur pemasangan sistem hidrolik dan komponenya
§  Melaksanakan prosedur pengukuran dan pengujian
§  Melaksanakan prosedur operasional  sistem hidrolik

2. Pengujian sistem hidrolik
§  Pengujian dilaksanakan tanpa menyebabkan kerusakan ter-hadap komponen atau sistem lainnya
§  Informasi yang benar diakses dari spesifikasi pabrik dan dipahami.
§  Seluruh pengujian dilaksana-kan berdasarkan spesifikasi dan toleransi pabrik
§  Seluruh kegiatan pemasangan dilaksanakan berdasarkan SOP (Standard Operation Procedures), undang-undang K 3 (Keselamatan dan Kese-hatan Kerja), peraturan perundang-undangan dan prosedur/ kebijakan perusahaan.   
§  Prosedur pengukuran dan pengujian
§  Desain dan sketsa diagram sirkulasi sistem hidrolik
§  Jenis cairan hidrolik dan penggunaannya
§  Prinsip-prinsip operasi sistem hidrolik
§  Prinsip kerja sistem/ komponen hidrolik

§  Ketelitian dalam pengu-kuran
§  Keamanan  dengan cairan hidrolik
§  Keamanan dalam operasional hidrolik
§  Prosedur pengukuran dan pengujian
§  Informasi teknik yang sesuai termasuk simbol grafik
§  Jenis cairan hidrolik dan penggunaannya
§  Prinsip kerja sistem/ komponen hidrolik
§  Melaksanakan prosedur pengukuran dan pengujian
§  Melaksanakan prosedur operasional  sistem hidrolik






F.  Cek Kemampuan
Sebelum mempelajari modul ini silakan mengisi cek list dan berikan tanda √ pada pernyataan atau pertanyaan pada table berikut ini:

Sub Kompetensi
Pernyataan
Jawaban
Bila jawaban   
 “Ya”  Kerjakan
Ya
Tidak
Pemasangan sistem hidrolik

Saya mampu menjelaskan pengertian pesawat hidrolik


Test Formatif 1
Saya dapat menyebutkan komponen sistem hidrolik


Saya dapat menjelaskan fungsi masing-masing komponen sistem hidrolik


Saya dapat merangkaikan sistem hidrolik dengan benar


Saya mengetahui minimum tiga macam jenis sistem hidrolik yang digunakan di bengkel otomotif


Pengujian sistem hidrolik
Saya mampu melaksanakan pengujian komponen sistem hidrolik


Test Formatif 2
Saya mampu melaksananakan pengujian sistem hidrolik


Saya mampu mengoperasika sistem hidrolik yang saya pasang






BAB. II

PEMELAJARAN

A.  Rencana Belajar Peserta Diklat


Rencanakan setiap kegiatan belajar anda dengan mengisi table di bawah ini; kemudian jika anda selesai mempelajarinya dan mencapai kompetensi tertentu mintalah bukti belajar dari setiap kegiatan belajar yang anda lakukan.

Jenis Kegiatan
Tanggal
Waktu
Tempat Belajar
Alasan Perubahan
Paraf Guru
1. Pemasangan sistem hidrolik





2. Pengujian sistem hidrolik







B.  Kegiatan Belajar


Kegiatan Belajar 1
Pemasangan sistem hidrolik

a.   Tujuan Kegiatan Belajar 1
Setelah siswa selesai memelajari kegiatan belajar 1 akan dapat:
1.    Menyebutkan pengertian hidrolik
2.    Menjelaskan komponen pesawat hidrolik
3.    Mejelaskan prinsip kerja sistem hidrolik
4.    Memasang komponen pesawat hidrolik sesuai standard operasional prosedur
5.    Menyebutkan minimun tiga jenis pesawat system hidrolik yang digunakan di bengkel otomotif


b.   Uraian Materi
1.   Pengertian hidrolik.
Sebelum kita melaksanakan pemasangan sistem hidrolik, sebaiknya kita mengetahui terlebih dahulu pengertian hidrolik. Hidrolik menurut “bahasa yunani” berasal dari kata “hydro” = air dan “aulos” = pipa. Jadi hidrolik bisa diartikan suatu alat yang bekerjanya berdasarkan air dalam pipa.
Prinsip yang digunakan adalah Hukum Pascal, yaitu : benda cair yang ada di ruang tertutup apabila diberi tekanan, maka tekanan tersebut akan dilanjutnya ke segala arah dengan sama besar.
Perhatikan gambar sebelah !
Jika A1 = 1 Cm2. A2 = 20 Cm2 jika F1 = 5 Kg maka karena tekanan pada kedua permukaan bejana adalah sama maka   F2 = F1/A1 x A2 = 5/1 x 20 = 100 Kg.

2.   Komponen sistem hidrolik

Komponen sistem hidrolik secara umum terdiri dari :
o   Unit tenaga (Power Pack), yang meliputi: Penggerak mula, Pompa hidrolik, tangki hidrolik dan katup pengaman.
o   Unit penggerak (Actuator), yang banyak dipergunakan adalah silinder hidrolik.
o   Unit pengatur (Direction Control Valve)
o   Cairan Hidrolik
o   Pipa Saluran

Secara sederhana menurut diagram rangkaian sistem hidrolik adalah seperti gambar berikut, yang terdiri dari:



                                                          M   = Motor
                                                          1    = Pompa hidrolik
                                                          2    = Tangki
                                                          3    = katup pengaman
                                                          4    = katup pengarah
                                                          5    = silinder penggerak
                                                          6    = manometer
                                                      = pipa penghubung/selang

                                                         



Gambar 2 Rangkaian sistem hidrolik
 
 



1)   Penggerak mula
     Yang dimaksud dengan penggerak mula pada sistem hidrolik yaitu jenis penggerak sebagai tenaga awal untuk menggerakkan pompa hidrolik.
Jenis penggerak mula yang digunakan untuk menggerakan pompa hidrolik pada sistem hidrolik dapat berupa pengungkit yang digerakan secara mekanik (contohnya pada dongkrak, pedal rem) atau motor listrik (contohnya pada pada mesin pres, car lift).


 










2)   Pompa Hidrolik
Fungsi pompa hidrolik yaitu untuk mengalirkan cairan hidrolik ke seluruh rangkaian hidrolik sehingga unit penggerak dapat bekerja. Tenaga cairan yang ditimbulkan oleh pompa dan peralatan lain yang mengaturnya sebanding dengan tenaga mekanik yang menggerakkan pompa. Dengan kata lain tenaga mekanik dari penggerak mula diubah menjadi tenaga fluida.

a)   Jenis Pompa Hidrolik
Pompa yang digunakan adalah jenis pompa pemindah (positive displacement pump). Perhatikan konstruksi macam macam pompa di bawah ini !
(1)     Pompa Roda Gigi Dalam
(2)     Pompa tipe Gerotor
(3)     Pompa Roda Gigi Luar
(4)     Pompa Baling-baling (sudu-sudu)
(5)     Pompa Torak

1)   Pompa Roda Gigi Dalam










Keterangan gambar Pompa Roda gigi dalam
1.    Rumah
2.    Roda gigi penggerak
3.    Pasangan roda gigi
4.    Ruang pengisapan
2)   Pompa tipe Gerotor
Pompa ini terdiri atas rotor yang bergelombang sebagai penggerak (inner rotor) dan rotor bagian luar (outer rotor) yang digerakkan. Ruang pemompaan terjadi antara gigi-gigi atau gelombang rotor


 













3)   Pompa Roda Gigi Luar
Pompa ini terdiri dari sepasang roda gigi Yang ada di dalam suatu ruang vacum, dimana slah satu roda gigi dipasang sebagai penggerak sedang roda gigi lainnya yang digerakkan.
Keterangan gambar senagai berikut:
1.    Rumah Roda gigi
2.    Roda gigi pemutar
3.    Roda gigi pasangan
4.    Ruang vacum
5.    Daerah ini oli tertekan
6.    Daerah pengisapan
7.    Penekanan oli keluar oleh gigi-gigi
                                




 









4)   Pompa Baling – baling
Pompa ini terdiri dari baling-baling (sudu) yang dipasang pada rotor, rumah bubungan. Rotor sebagai dudukan baling-baling (sudu) dibuat beralur. Posisi Rotor terhadap rumah pompa (ring) ada yang sepusat (disebut Pompa sudu seimbang) dan tidak sepusat (pompa sudu tidak seimbang).
Pemompaan diperoleh karena adanya gaya sentrifugal dan kevakuman antara baling-baling dan ring (rumah pompa).
Perhatikan gambar pompa baling-baling (sudu) seimbang di bawah ini!

1.    Rumah bubungan
2.    Rotor
3.    Baling baling (sudu)
4.    Penyempitan di sluran masuk
5.    Penyempitan di saluran buang
6.    Sisi gerak bebas sudut







 











5)   Pompa Torak
Pada umumnya pompa torak mempunyai kemampuan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pompa yang lain.
Pompa torak terdiri dari pompa torak aksial dan pompa torak radial.
Pompa torak aksial yaitu apabila torak terpasang pada garis parallel dengan sumbu poros pompa, sehingga torak melakukan kerja sejajar dengan sumbu poros pompa.
Sedangkan pompa torak radial apabila torak dipasang dan melakukan gerak radial atau tegak lurus terhadap sumbu pompa.
Berikut adalah pompa torak radial dengan:

1.    Rumah pompa
2.    Poros eksentrik
3.    elemen pompa
4.    torak
5.    katup isap
6.    katup pengontrol tekanan




Gambar 8. Pompa Torak Radial

Pompa yang berkaitan dengan dongkrak adalah jenis pompa torak seperti pada gambar berikut:
 

a. Plunyer
b. Plunyer
c. Perapat (Seal)
d. Katup Pengarah
e. Ke Silinder (Aktuator)
f. Dari Seservoir



Gambar 9.  Pompa pada dongkrak

b)   Efisiensi Pompa
Efesiensi pompa merupakan salah faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan pemilihan pompa. Dengan memperhatikan efesiensi akan diketahui berapa volume dan tenaga yang dihasilkan dari suatu pompa.
Angka efesiensi pompa ditentukan oleh tiga faktor yang meliputi:
Efesiensi volumetrik dan efisiensi tenaga.
Efesiensi Volumetrik adalah perbandingan antara volume aliran yang dihasilkan (Perpindahan sebenarnya) dengan volume aliran teoritis (Perpindahan teoritis) suatu pompa.

Efisiensi volumetrikv)
=
Pemindahan sebenarnya
X
100%
Pemindahan teoritis

Efesiensi tenaga adalah perbandingan tenaga yang dihasilkan  terhadap tenaga yang dipakai (masuk)
Efisiensi tenagap)
=
Tenaga yang dihasilkan
X
100%
Tenaga yang dipakai

c)   Karakteristik Pompa.
Dari bernacam pompa yang paling banyak di gunakan pada industri-industri besar adalah Pompa Roda gigi, pompa sudu-sudu (baling-baling) dan pompa torak.
Karakteristik pompa dapat dilihat pada table berikut:

Prinsip kerja Pompa
Tekanan  Maks (bar)
Kecepatan (n)
Q maks (l/mnt)
Efesiensi total  (%)
Filtrasi min
Tingkat kebersihan
Dari
Sampai
Min
Maks




Roda gigi
40
180
500
3000
300
50-80
100

Roda gigi dalam (gerotor)
50
70
500
2000
100
60-80
100

Rod agigi dalam (crescent)
150
300
500
2000
50
70-90
50

Sudu-sudu
50
100
500
3000
100
65-80
50

Sudu-sudu tetap
100
140
500
2000
100
70-85
50

Sudu-sudu tak tetap
40
100
1000
2000
200
70-80
50

Torak aksial gandar
200
250
200
2000
300
80-90
25

Torak aksial tak sejajar
250
350
200
2000
500
80-90
25

Torak radial
350
650
200
2000
100
80-90
50


d)   Simbol Pompa Hidrolik







Gambar 10 Simbol  Pompa Hidrolik
 

 




3)   Tangki Hidrolik
Tangki hidrolik (reservoir) adalah bagian dari unit tenaga, ada yang berbentuk segi empat ada pula yang berbentuk silinder.
a)    Fungsi tangki hidrolik adalah:
-          Penampung cairan hidrolik sebelum dan setelah beredar
-          Pendinginan cairan hidrolik. Didalam tangki cairan yang hidrolik panas (setelah mamasuki rangkaian) bercampur dengan cairan dingin (yang ada didalam tangki) sehingga mengalami pen-dinginan.
-          Menghilangkan gelembung udara. Gelembung yang masuk dalam rangkaian sangat tidak menguntungkan dan hanya dapat hilang setelah masuk tangki. Untuk itu maka ruang udara di dalam tangki harus ada dan cukup untuk menghilangkan jika terjadi gelembung
-          Mengendapkan kotoran/pencemaran. Agar kotoran yang dibawa dari rangkain dan tidak masuk lagi maka pemasangan saluran isap dan saluran balik dipasang sejauh mungkin, dan dipasang separator/penyekat.
-          Tempat pemasangan motor. Pompa dan perlengkapan lain.

b)   Gambar tangki hidrolik (reservoir) dan simbolnya.










4)   Katup Pengaman (Reliev Valve)
Katup ini adalah katup dua lubang dan dua posisi dengan pilot pressure (bola katup) yang dilengkapi dengan pegas tekan yang dapat disetel.
a)    Fungsi katup pengaman.
Fungsi katup ini adalah untuk mencegah terjadinya beban lebih atau tekanan yang melebihi kemampuan rangkaian hidrolik.
Tekanan lebih akan mengakibatkan kerusakan dan kerugian diseluruh bagian sistem.
b)   Konstruksi dan simbol
Ada beberapa macam konstruksi releiev valve. Konstruksi yang paling sederhana terdiri atas sebuah bola yang duduk pada bodi dan ditekan oleh pegas tekan. Besarnya tekanan oli pada sistem diatur oleh baut pengatur yang menekan pegas. ( Lihat gambar 12)


 
Keterangan:
P= Dari Pompa
T = Ke Tangki (Reservoir)
B  = Bola Baja (Peluru)
S = Pegas (Spring)
M = Baut Pengatur




5)   Unit Penggerak (Actuator)

a)    Fungsi Unit Penggerak
Fungsi actuator yaitu untuk mengubah tenaga fluida menjadi tenaga mekanik (gerak).
b)   Macam Unit Penggerak
Berdasarkan jenis dari perubahan tenaga yang dihasilkan, unit penggerak ini dibedakan atas:
(1) Silinder hidrolik (Linear Actuator), dan
(2) Motor Hidrolik (Rotary Actuatir)
(3) Silinder Hidrolik

(1) Silinder Hidrolik
Berdasarkan sistem kerjanya silinder hidrolik terdiri atas:
(a)  Single acting Cylinder (silinder kerja tunggal)
(b) Double acting Cylinder (silinder kerja ganda).

(a)  Silinder Kerja Tunggal.
Silinder ini dikatakan kerja tunggal (Ram) karena pada penggunaan cairan hidrolik hanya pada satu sisi torak saja.
(1)). Konstruksi
Konstruksi Silider kerja tunggal seperti terlihat pada gambar 13.


 








(2)). Prinsip kerja.
Jika rangkaian mulai bekerja maka cairan hidrolik masuk dan menekan dari sisi kiri sehingga torak bergerak ke kanan. Selanjutnya pergeseran (langkah torak) mencukupi atau mencapai yang dikehendaki dan cairan hidrolik tidak ada tekanan lagi. Maka plunyer kembali oleh adanya bobot dari benda yang di angkat ( digeser ). Pemakaian silinder kerja tunggal ini digunakan pada dongkrak atau alat pembengkok pipa.
Untuk pengembalian torak ke posisi semula ada juga yang dilengkapi dengan pegas pembalik.

(3)). Simbol silinder kerja tunggal tampak pada gambar 14


 






(b) Silinder Kerja Ganda
(1)). Konstruksi
Konstruksi Silider kerja ganda seperti terlihat pada gambar terdiri terdiri dari:
a.    Rumah dengan penutup
b.    Batang torak
c.    Torak
d.    Seal










(2)). Prinsip kerja.
Jika rangkaian mulai bekerja maka suatu waktu cairan hidrolik masuk dan menekan dari sisi kiri sehingga torak bergerak ke kanan, bersamaan dengan itu pada sisi kanan torak cairan hidrolik tertekan dan keluar dari dalam silider selanjutnya masuk ke reservoir (Langkah 1).
Sebaliknya jika menghendaki torak bergerak ke posisi semula (kiri) maka cairan hidrolik harus masuk dari sisi kanan torak, maka cairan hidrolik yang ada di sisi kiri torak akan bergerak keluar dari torak (Langkah 2)
Silinder kerja ganda dapat digunakan jika menghendaki gerakan bolak-balik seperti pada mesin perkakas.
(3)). Simbol silinder kerja ganda.


 





(2) Motor Hidrolik (Rotary Actuator)
Motor hidrolik berfungsi untuk menimbulkan tenaga putar. Motor ini hampir mirip pompa hydrolik menurut kontruksinya. Pada kenyataannya pompa hidrolik pun dapat juga digunakan sebagai motor, hanya cara kerjanya berbeda. Pompa hidrolik mendorong oli dari sistem yang menghasilkan gaya putar dan meneruskannya menjadi gerakan putar.
Motor hidrolik diklasifikasikan menurut displacement, kapasitas gaya putar dan pembatasan tekanan maksimum.         
Displacement adalah jumlah oli yang diperlukan motor untuk berputar satu putaran, atau dengan kata lain, kapasitas satu ruangan oli dalam motor dikalikan dengan jumlah ruangan-ruangan yang ada didalamnya.
Tekanan yang dibutuhkan dalam sebuah motor hidrolik adalah tergantung pada beban, gaya putar dari displacemennya.

Disesuaikan menurut arah putaran, motor hidrolik dapat dibedakan:
1.    Uni directional motor (motor satu arah)
2.    Bi directional motor (motor dua arah)
Uni directional motor (motor satu arah), motor hidrolik ini bekerja hanya pada satu arah putaran saja. Jadi bila kita menghendaki gerakan dari suatu alat yang memerlukan hanya satu arah putaran, kita dapat memilih motor uni directional sebagai pengeraknya.
Bi directional motor (motor dua arah), motor ini dapat bergerak tidak hanya satu arah putaran melainkan dua arah putaran sesuai dengan nama yang diberikan padanya (bi = dua). Motor Ini dipakai untuk jenis keperluan alat yang memerlukan 2 arah gerakan.

6)   Unit Pengatur
a)   Katup Pengarah (Directional Control Valve = DCV)
Katup (valve) ialah suatu alat yang menerima perintah dari luar untuk melepas, menghentikan atau mengarahkan cairan hidrolik yang melalui katup tersebut.
Bentuk perintah terhadap perintah ini ada beberapa cara antara lain:
-    Cara mekanik
-    Cara aliran pemandu (fluid pilot signal)
-    Cara elektrik
Sesuai dengan namanya, katup ini berfungsi untuk mengontrol arah aliran dalam rangkaian dan melangsungkan fungsi-fungsi logic control.

Katup pengarah digolongkan menurut sifat-sifat  perencanaanya.
(1) Mekanisme dalam bagian katup, yang langsung mengatur arah aliran fluida. Mekanik pengatur dibagian dalam katup itu dapat berbentuk bola, poppet sliding spool, piring putar atau plug putar.
(2) Jumlah switch kedudukan misalnya dua posisi atau lebih, tiga posisi atau lebih.
(3) Jumlah lubang-lubang penghubung atau saluran kerja.
(4) Cara menggerakkan katup yang mengubah kedudukan mekanik bagian dalam katup berubah posisinya, untuk mengatur aliran.
Di bawah ini diperlihatkan beberapa jenis katup pengarah, simbol-simbol dan macam cara penggerak katup.




 














                                       Gambar17.. Jenis Katup Pengarah

Adapun jenis mekanisme penggerak katup seperti terlihat pada gambar berikut:


 













Gambar 18 Cara Penggerak Katup.
 


                
b)   Simbol-simbol Katup Pengarah
Simbol-simbol adalah suatu cara untuk menggambarkan dan menjelaskan komponen pesawat hidrolik. Dengan simbol-simbol ini hidrolik circuit dapat dengan mudah digambarkan dan dibaca. Simbol-simbol telah distandarkan menurut standar ISO (International Standarts Organization) atau EFPSC (Europacan Fluida Power Standards Committee).


 













                                 
    

             

c)   Jenis-jenis Katup Pengarah Khusus
(1) Check valve
Check valve adalah katup satu arah, artinya ia hanya dapat digunakan untuk satu arah aliran saja. Check valve dapat berfungsi sebagai pengarah aliran dan juga sebagai pressure control (pengontrol tekanan). Kebanyakan tipe check valve ini menggunakan mekanik, atau poppet bola.
Menurut pemasangannya, check valve dapat berupa linier check valve, bila dipasang pada aliran yang lurus dan dapat berupa right angle check valve, bila dipasang pada sudut yang menyiku (90°).
Simbol check valve adalah sebagai berikut: Simbol check valve adalah sebagai berikut:


 




(2) Pilot operated Check valve
Katup ini dirancang untuk aliran cairan hidrolik yang dapat mengalir bebas pada satu arah dan menuju pada arah lawannya. Kecuali ada tekanan cairan yang dapat membukanya.
Pilot operated check valve ini digunakan pada rangkaian hidrolik yang memasang silinder penggeraknya atau actuator pada posisi tegak.
Hal ini dimaksudkan untuk menghindari tujuannya piston (turun dengan cepat) akibat kebocoran katup, beban dan gaya berat piston itu sendiri.
Simbol dari pilot operated check valve adalah sebagai berikut :


 











(3) Flow Control Valve
Katup ini digunakan untuk mengatur kecepatan aliran yang berarti mengatur kecepatan gerak actuator (piston). Biasanya flow kontrol ini digunakan pada rangkaian hidrolik dengan fix dispcement pump (jumlah alirannya tetap).
Ada tiga cara dasar dari pemasngan flow kontrol sebagai pengontrol kecepatan alat penggerak yakni:
-       Meter in
-       Meter out
-       Blead off

a.   Rangkaian meter in
Dalam rangkaian ini flow kontrol dipasang diantara pompa dan katup pengarah. Tapi juga dapat dipasang antara silinder dan katup pengarah agar dapat diatur individually.
Rangkaian ini untuk mengontrol kecepatan gerak piston/beban dimana beban itu terus menerus menahan gerak actuator, seperti pada pemasangan silinder dengan beban di bawah atau mendorong beban pada kecepatan yang dikontrol.

b.   Rangkaian meter out
Pemasangan flow control valve biasanya diantara actuator dan katup pengarah.
Rangkaian ini digunakan pada waktu gerak kembali tidak perlu dikontrol.

c.    Rangkaian blead off
Rangkaian ini dapat membatasi pompa untuk menghasilkan tekanan yang sesuai dengan kebutuhan beban saja, demikian juga kelebihan aliran/tekanan, langsung dapat kembali melalui katup ini tanpa melalui katup pengaman. Jadi hal ini telah menghemat tenaga.
Di halaman berikut ini dapat dilihat rangkaian-rangkaian tersebut di atas.


 
     








 








                                       Gambar 23. Rangkaian Flow Control

7)   Cairan hidrolik.

Dalam istilah umum cairan hidrolik berbentuk minyak atau oli  dan digunakan sebagai media mempunyai fungsi sebagai  Penerus daya (Power Transmisi), Pelumasan (Lubrication), Perapat (Sealing) dan Pendingin (Cooling).

(a)    Fungsi cairan hidrolik
1.    Cairan hidrolik sebagai media penerus daya harus mudah mengalir melalui komponen salurannya sehingga tidak akan mudah daya yang hilang. Demikian juga cairan hidrolik harus incompressible atau tidak mudah dimampatkan agar dapat seketika meneruskan daya bila sumber daya memberikan tenaganya.
2.    Cairan hidrolik sebagai pelumas harus mampu melumasi semua bagian dalam dari komponen sistem hidrolik yang bergesekan dan dilalui cairan hidrolik.
3.    Cairan hidrolik sebagai perapat akan menjadi oil film antara bagian pesawat yang tidak ada ring perapat yang menerima daya/tekanan.
4.    Cairan hidrolik sebagai pendingin akan menyerap panas yang timbul dalam sistem hidrolik. Penyerapan panas terjadi di bak penampung (reservor) dengan adanya sirkulasi cairan hidrolik.

(b)    Syarat – syarat Cairan hidrolik.
Untuk memenuhi fungi seperti tersebut diatas, cairan hidrolik harus memenuhi syarat tertentu, diantaranya adalah :
§  Mampu mencegah terjadinya karat (korosi)
§  Tidak membentuk buih
§  Mampu mencegah terbentuknya lumpur endapan
§  Tidak mudah bersenyawa dengan air
§  Tidak mudah bocor, (mudah diperpak)
§  Tahan panas
§  Stabil dan tahan lama

(c)     Sifat – sifat cairan hidrolik
Untuk memenuhi persyaratan seperti tersebut diatas, cairan hidrolik harus memiliki sifat sebagai berikut :
(1)   Viscositas yang stabil
Viscositas atau nilai kekentalan ialah besarnya tekanan (hambatan) cairan untuk mengalir.
Apabila cairan mengalir dengan mudah berarti viscositasnya rendah dan biasanya cairan tersebut encer.
Viscositas secara garis besar terbagi dua yaitu Viscositas unit dan Viscositas Index.
Yang  termasuk kedalam kelompok Viscositas Unit atau satuan nilai kekentalan yaitu:
(1))    Viscositas mutlak (Nilai kekentalan mutlak)
(2))    Viskositas kinetik
(3))    Saybolt Universal Seconds (SUS) Viscositas, dan
(4))    SAE

(1))    Nilai kekentalam mutlak atau absolut viscosiy ialah besarnya gaya yang diperlukan untuk memindahkan bidang 1 Cm2, yang terletak diatas film oli setebal 1 Cm, sejauh 1 Cm dalam waktu 1 detik. Satuan viscositas ini adalah poise, sedangkan gaya untuk memindahkan dalam satuan dyne, sehingga:
1
Poise
=
1
Dyne detik
Cm2

(2))    Viscositas kinetik didapat dengan cara membagi viscositas absolut dengan density (berat jenis) minyak. Satuan viscositas ini adalah stroke jadi:
1
Stoke
=
1
1 Poise
Berat jenis
1 Poise  = 100 centipoise
1 Stoke = 100 centistoke
1
Centistoke
=
1
1 centi Poise
Berat jenis


(3))    SUS Viscositas, satuan ini didapat dengan menggunakan alat pengetes dari Saybolt sehingga satuannya disebut SUS.
Pengetesan dilakukan pada suhu 1000 C atau 2400 F, waktu yang diperlukan untuk mengalirkan oli dalam Saybolt Viscometer.
(4))    Nomor SAE
Angka-angka SAE ditetapkan oleh Society of Automotive Engineers untuk mengkhususkan kelas-kelas viscositas SUS pada suhu tes SAE. Angka-angka yang tepat Ditentukan dengan membandingkan waktu yang diperlukan oli untuk melewati alat tes dengan sebuah grafik oleh Society of Automotive Engineers. Hasil pengetesan oli musim dingin (Winter) pada suhu 00 F (5W, 10 W, 20 W). Dan oli untuk musim panas dilakukan pada suhu 2100F dengan nomor tanpa kode W misal 20.30, 40, 50 dan setrusnya.
Viskositas Indeks adalah kemampuan oli untuk mempertahankan viskositasnya dalam perubahan temperatur. Oli dikatakan memiliki viskositas indeks tinggi apabila ia tetap stabil  (kekentalannya relatif tidak berubah) dalam perubahan-perubahan suhu. Viskositas indeks di skala antara 0 – 100. bila pesawat hidrolik bekerja pada perubahan suhu yang tinggi diperlukan viskositas indeks yang tinggi pula.

(2)   Mampu melumasi dengan baik.
Cairan hidrolik harus mampu melumasi bagian-bagian pesawat hidrolik yang saling bergesekan yang dilalui oleh cairan hidrolik itu sendiri. Untuk itu cairan hidrolik harus mampu menjadi oli film pada bagian yang bergesekan tersebut

(3)   Tahan oksidasi.
Oksidasi adalah senyawa kimia suatu zat dengan oksigen (O2). Bila senyawa itu terjadi pada ciran hidrolik (oli) maka senyawa hasil oksidasi akan larut dalam cairan hidrolik (oli), dan membentuk semacam perekat atau Lumpur. Hal itu akan mengakibatkan tersumbatnya saluran–saluran yang halus pada rangkaian hidrolik. Oleh sebab itu cairan hidrolik harus tahan oksidasi.
Hal yang harus ihindari  agar tidak teroksidasi adalah: suhu tinggi, tekanan tinggi, pencemaran, air pada bidang permukaan logam.

(4)   Mampu mencegah karat.
Karat adalah hasil reaksi kimia antara logam dengan oksigen. Apabila cairan hidrolik membawa oksigen, misalnya air yang tercampur dalam oli maka pada bagain rangkain sistem hidrolik dari logam akan mengakibatkan perkaratan. Karat ini akan lepas dari permukaan logan dan bercampur kedalam oli bahkan dapat mengakibatkan tersumbatnya lubang-lubang halus pada rangkaian hidrolik . Untuk itu cairan hidrolik harus bersifat anti karat. Selain dari itu maka pada bagian pesawat hidrolik dari logam perlu dilapisi dengan khrom.

(d)    Macam-macam cairan hidrolik

(1)   Oli
Cairan hidrolik yang umumnya dipakai adalah oli, karena mempunyai sift-sifat yang telah diuraikan.
Keburukan oli adalah sebagai cairan hidrolik adalah mudah terbakar, sehingga sebagai cairan hidrolik tidak cocok bekerja pada tempat-tempat yang kemungkinan terjadinya kebakaran sangat tinggi.

(2)   Cairan hidrolik tahan api
a.    Air glysol
Cairan ini terdiri atas : 35 % - 40 % Air, glysol dan larutan oli. Juga ditambahkan bahan-bahan tambahan untuk mencegah pembentukan busa, karat dan peningkatan pelumasan
Sifat-sifat:
-          Harus diperiksan senantiasa kandungan airnya
-          Umur cairan akan menurun dengan adanya penguapan
-          Suhu kerja rendah
-          Harga lebih mahal daripada oli
b.    Emulsi Oli-Air
Cairan ini ada yang oli dicampur kedalam air, berarti sifatnya mendekati air dan ada yang air dicampurkan kedealam oli sehingga  sehingga sifatnya mendekati oli. Cairan ini disamping sifat utama tahan api juga memiliki sifat-siafat yang memenuhi persyaratan.
c.    Cairan Synthetis.
Cairan ini dibuat dari bahan-bahan yang dapat diproses secara kimia. Jenisnya antara lain phosphate ester, chlomiated, dll.
Sifat-sifatnya:
-          Dapat bekerja baik pada suhu tinggi
-          Cocok untuk tekanan tinggi
-          Berat jenis cairan cukup tinggi
-          Viscositas index berkisar 80 – 400
-          Tidak mudah menyesuaikan dengan seal yang umum
Catatan:
Apabila cairan hidrolik pada suatu pesawat hidrolik akan diganti dengan jenis yang lain, maka cairan semula perlu dikeluarkan semua dan dibilas, demikian pula seal-seal perlu diganti.

(e)    Jenis cairan hidrolik yang digunakan
Jenis cairan hidrolik yang digunakan di otomotif diataranya:
a.    Untuk Pesawat angkat (dongkrak, car lift dan sejenisnya) biasanya menggunakan oli dengan SAE 10 – SAE 20
b.    Untuk Rem Hidrolik menggunakan Cairan Minyak Rem (Break Fluid) dengan beberapa merk.
(f)      Pemeliharaan Cairan Hidrolik
Cairan hidrolik bukanlah barang yang murah, oleh sebab itu perlu dipelihara walaupun untuk menggati dan membilas. Memelihara bagian-bagian pesawat perlu waktu dan keahlian.
(1)     Cara menyimpan dan memindahkan.
-          Simpanlah drum cairan hidrolik di bawah atap
-          Sebelum membuka drum bersihkan bagian atas agar kotoran tidak masuk
-          Guanakan girigen (wadah) dan slang yang bersih. Serta menyaring oli terlebih dahulu sebelum memasukkan ke dalam reservoir.
-          Pelihara dari kelembaman dan pencemaran oleh pengembunan
(2)     Cara memelihara oli waktu bekerja
-          Cegah pencemaran oli dengan menjaga dari gaian-bagian rangkaian tetap terpasang kuat dan sistem saringan yang baik
-          Jadwalkan penggantian oli agar oli diganti sebelum rusak total
-          Reservoir harus tetap berisi oli secukupnya.
-          Cegah terjadinya pengembunan di dalam reservoir
-          Perbaikilah dengan segera bila ada kebocoran

8)   Pipa Saluran
Pipa saluran berfungsi untuk menyalurkan cairan hidrolik di dalam sistem agar sistem dapat berkerja.
Selain pipa saluran digunakan juga penghubung atau penyambung (fitting) untuk melengkapi pipa saluran agar dapat memenuhi sesuai kebutuhan.
Faktor pemilihan pipa saluran dan fitting tergantung kepada:
-          tekanan statis dan dinamis             -    vibrasi
-          aliran rata-rata                             -    kekuatan kebocoran
-          kesesuaian terhadap fluida             -    kondisi lingkungan
-          pemeliharaan                                -    pemakaian harga

Jenis pipa saluran terdiri dari : pipa kaku dan pipa fleksibel. Dengan jenis penyambung seperti di bawah ini:


 







3.   Pemasangan sistem hidrolik
Untuk memasang komponen sistem hidrolik diperlukan peralatan antara lain:

-          Kunci Pas
-          Kunci Ring
-          Kunci sok
-          Kunci Pipa
-          Obeng + / -
-          Tang Kombinasi
-          Seal Tip
-          Air Gun + Kompressor
-          Kain Lap


Sebelum memasang atau merangkai komponen sistem hidrolik sebaiknya komponen di periksa kondisinya. Untuk  komponen yang masih baru sebaiknya lubang laluan dibersihkan terlebih dahulu dengan menyemprotkan udara bertekanan untuk mengeluarkan kotoran yang terdapat didalamnya sehingga tidak akan menyumbat pada saat digunakan.
Pemasangan sebaiknya disesuaikan dengan konstruksi sistem hidrolik tersebut. Tidak semua system hidrolik membutuhkan komponen keseluruhan.

Secara umum pemasangan akan meliputi sesuai dengan diagram berikut:
a.    Pada kenyataannya pemasangan antara tangki, motor, pompa hiodrolik, saluran pengembali dari silinder penggerak dan dari katup pengaman adalah ke satu tangki (reservoir). Perhatikan gambar berikut!


 













Keterangan:

1.  Motor Penggerak
5.    Pompa Hidrolik
6.    Saluran Tekan (ke sistem)
7.    Pernapasan (Lubang Udara)
8.    Saluran Pengembali
9.    Tutup Pembersih
10.   Lubang Pembuang
11.   Pelat Pemisah (Buffer)
12.   Saluran Isap
13.   Gelas Penduga
14.   Reservoir


b.    Pemasangan pipa penghubung sebaiknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
-          Apabila mungkin menghindari sambungan pada pipa lurus, khususnya pada belokan yang tajam
-          Pada pemasangan pipa panjang sebaiknya menggunakan siku-siku dan klem untuk mengurangi tegangan dan perubahan bentuk








c.    Pemasangan selang yang digunakan sebagai penghubung sebaiknya memperhatikan sebagai berkut:
-          Tegangan selang harus dihindarkan
-          Pemasangan memutar juga harus dihindarkan







-          Pemasangan memuntir juga harus dihindarkan
-          Hindarkan selang dari gesekan






-          Bila kemungkinan dekat dengan bagian yang panas maka selang diberi pelapis
-          Hindarkan selang dari bengkokan tajam



 








                                      Gambar 27.  Pemasangan Selang

4.   Aplikasi Pesawat hidrolik di Otomotif
Beberapa jenis aplikasi sistem hidrolik di otomotif diantaranya adalah :
Dongkrak Hidrolik (Hydraulic Jack)
Dongkrak hidrolik adalah salah satu jenis dongkrak yang digunakan untuk mengangkat kendaraan (mobil), sehingga bagian bawahnya tidak berhubungan dengan lantai (jalan).
Bagian dan pemasangannya dapat dilihat pada gambar berikut:















Gambar 28. Dongkrak Hidrolik

Keterangan gambar:
1.    Casing                                       14.   Stell Ball Ø 8 mm
2.    Ext Screw & Nut Assy                 15.   Commpression Spring
3.    Spring Clip Top                          16.   Handle
4.    Ram Guide Top                          17.   Ling & Fulcrum Assy
5.    “O” Ring                                    18.   Retainer Washer
6.    Ram                                          19.   Rnd Hd Rivet
7.    Paper Paking                              20.   Wiper Ring
8.    Ram Guide                                 21.   Pump Plunger
9.    Ram Cup & Ext. Ring                  22.   Pump Cup
10. Valve Ball Cover                         23.   Perforated Washer
11. Stell Ball Ø 5 mm                        24.   Fillerhole Plug
12. Realise Valve *                           25.   M 8 Flat Washer
13. “O” Ring 2-116                           26.   Rd Hd Rivet Ø 8 mm x 1,25 mm

c.    Rangkuman

1.    Sistem hidrolik adalah suatu rangkaian dengan  menggunakan media liquid untuk mengangkat atau menekan dengan tenaga minimal sehingga  menghasilkan tenaga optimal
2.    Komponen sistem hidrolik terdiri dari: tangki, motor penggerak, pompa, katup pengaman, unit penggerak, katup pengatur dan pengukur tekanan serta pipa saluran.
3.    Media sistem hidrolik yang digunakan secara umum adalah oli yang memenuhi syarat dengan sifat: viscositas (kekentalan) stabil, mampu melumas dengan baik, tahan oksidasi, mampu menahan karat
4.    Pada saat pemasangan pipa atau selang menghubung sebaiknya memperhatikan hal yang dapat mengganggu jalannya sistem akibat pemasangan yang salah.

d.   Tugas

  1. Jelaskan minimal 4 jenis sistem hidrolik yang ada di sekitar kita!
e.   Test Formatif

1.    Jelaskan apakah yang dimaksud dengan hidrolik?
2.    Jika pada tuas penggerak dengan penampang 5 mm diberi tekanan sebesar 25 Kg dengan tinggi tekan 75 mm. Sedang pada silinder penggerak berpenampang 25 mm. Berapa tinggi dan beban yang dapat diangkat?
3.    Apakah yang termasuk ke dalam komponen power pack sistem hidrolik?
4.    Jelaskan perbedaan antara silinder kerja tunggal dan silinder kerja ganda
5.    Apakah perbedaan katup pengaman dan katup pengarah?

f.    Kunci Jawaban Test Formatif


1.    Hidrolik yaitu suatu alat yang sistem kerjanya berdasarkan air (cairan) di dalam pipa
2.    -    Luas Penampang 1 = 0,785 x 52    = 19.625 mm2
-    Luas Penampang 2 = 0,785 x 252  = 490.325 mm2
-    Besarnya tinggi angkat S2 = A1/A2 x S1 = 3 mm
-    Besarnya beban yang dapat diangkat = A1/A1 x K1 = 625 Kg
3.    Yang termasuk kedalam power pack adalah: Penggerak mula, Pompa hidrolik, tangki hidrolik (reservoir) dan katup pengaman.
4.    Pada silinder kerja tunggal cairan hidrolik yang bekerja (masuk dan keluar) hanya pada satu sisi torak saja, sedang pada silinder kerja ganda cairan hidrolik yang bekerja (masuk dan keluar) pada kedua sisi torak yang berbeda.
5.    Katup pengaman digunakan untuk pengamankan sistem jika terjadi beban lebih atau tekanan yang berlebihan dari kapasitas sistem. Sedangkan katup pengarah  berfungsi untuk melepas, menghentikan atau mengarahkan cairan hidrolik yang melalui katup tersebut sesuai dengan perintah dari luar.

g.   Lembar Kerja

1)   Peralatan dan Bahan
a)    Komponen sistem hidrolik
b)   Kunci Ring Pas (Kombinasi)
c)    Cairan hidrolik
d)   Kain Majun

2)   Keselamatan Kerja
a)    Pergunakan kunci yang sesaui dengan ukuran baut atau mur
b)   Ikutilah petunjuk instructor pada saat anda bekerja
c)    Bekerjalah dengan teliti dan penuh tanggung jawab
d)   Hati hati jangan sampai Oli hidrolik tumpah atau kena mata

3)   Langkah Kerja
a)    Persiapkan peralatan praktek dan bahan secara cermat dan efesien
b)   Periksalah terlebih dahulu komponen yang akan dipasang dari kerusakan dan kotoran
c)    Pasanglah bagian yang ada dudukannya terlebih dahulu
d)   Pasanglah pipa penghubung atau selang dengan benar seseaui dengan aliran oli
e)    Buatlah catatan penting pada saat anda melakukan praktek
f)     Setelah selesai bereskan dan simpan kembali peralatan yang digunakan pada tempatnya dan dalam keadaan bersih

4)   Tugas
a)    Buatlah laporan hasil praktek anda secara ringkas dan jelas
b)   Buatlah rangkuman menurut anda sendiri dari hasil anda mempelajari kegiatan belajar 1 dan melakukan praltek serta observasi.

h.   Kriteria melanjutkan pemelajaran.

No. Soal
Aspek Level Kunci
Skor
Bobot
Nilai
Keterangan
1
A 1

1

Syarat melanjut-
2
E 1

5

lanjutkan belajar,
3
B 1

2

Nilai minimal 7,0
4
A 1

1

Dengan skor tiap
5
F 1

3

Soal minimal 7

Nilai Akhir
=
  Nilai
∑ Skor

Keterangan  melajutkan :

N A = 7,0 s.d. 7,9  : memenuhi kriteria minimal dengan  banyak bimbingan
N A = 8,0 s.d. 8,9  : memenuhi kriteria dengan sedikit bimbingan
N A = 9,0 s.d. 10   : memenuhi kriteria maksimal dengan tanpa bimbingan



Kegiatan Belajar 2
Pengujian sistem hidrolik.

a.   Tujuan Kegiatan Belajar
Setelah siswa selesai mempelajari kegiatan belajar 2 akan dapat:
1)   Menjelaskan Cara menguji masing – masing komponen
2)   Melaksanakan pengujian sistem hidrolik

b.   Uraian Materi
1)  Pengujian komponen sistem hidrolik
a)   Pengujian cairan hidrolik
Apabila kita menggunakan cairan hidrolik (oli) yang masih baru tentu kita tidak perlu menguji kembali karena dalam kemasan sudah tertulis kekentalan (viscositasnya). Tetapi jika kita menggunakan oli yang sudah pernah digunakan tentu perlu kita mengujinya kembali apakah oli tersebut masih sesuai kekentalannya, bersih dari kotoran atau tercampur bahan lain.

b)   Pengujian Tangki (Reservoir)
Perhatikan tangki cairan hidrolik yang digunakan apakah tidak bocor, memiliki ruang udara, memiliki saringan/ruang penyekat dan bersih dari kotoran. Jika salah satu pernyataan tadi tidak terpenuhi maka sebaiknya perbaiki dulu sehingga baik kondisinya.
Hal itu diperlukan karena tangki adalah tempat awal dan akhir dari aliran pada sistem yang dapat membersihkan dan mendinginkan oli.

c)   Pengujian Penggerak mula dan Pompa Hidrolik
Perhatikan jenis dan kapasitas penggerak mula yang digunakan apakah sesuai dengan kapasitas dan jenisnya. Demikian juga dengan pompa yang akan digunakan, apakah sesuai dengan label atau data yang ada atau tidak.
Untuk melaksanakan Pengujian Pompa Hidrolik diperlukan peralatan:

a.    Cairan hidrolik
b.    Stop Watch
c.    Gelas Ukur
d.    Pipa saluran
e.    Penghubung
f.   Kunci-kunci
g.    Obeng
h.    Kain Lap
i.     Pompa
j.     Reservoir



 
















Langkah Pengujian sebagai berikut:
(1) Pasanglah rangkaian antara reservoir, pompa dan gelas ukur sedemikian rupa sehingga seolah-olah  akan memompakan cairan hidrolik dari reservoir ke gelas ukur
(2) Lakukan pengujian dengan menghidupkan pompa dengan waktu selama (misal) 2 menit, 3 menit dan 4 menit, kemudian ukur berapa liter masing-masing cairan hidrolik yang ada di gelas ukur.
(3) Hitung masing-masing pengujian dengan membagi jumlah cairan hidrolik dengan waktu tersebut. Kemudian bandingkan dengan spesifikasi pompa tersebut apakah lebih rendah, ada diantaranya atau lebih tinggi,
(4) Jika hasil pengujian lebih kecil berarti pompa pompa harus diganti.

d)   Katup Pengaman dan katup katup pengatur (Pengarah)
Pengujian katup pengaman dilakukan dengan membuat rangkaian dari reservoir, pompa, dan katup pengaman. Diantara pompa dan katup pengaman dipasang hidrometer, untuk mengetahui tekanan yang bekerja ke katup.
Peralatan yang dipergunakan adalah:
a.    Cairan hidrolik                         g.  Katup Pengaman
b.    Reservoir                                h.  Kran Penutup
c.    Pompa hidrolik                        i.   Kunci-kunci
d.    Pipa saluran                             j.   Obeng
e.    Manometer                              k.  Kain Lap
f.     Penghubung


 









Langkahnya sebagai berikut:
(1) Hidupkan pompa hidrolik sampai cairan keluar dari saluran ke actuator
(2) Kemudian tutup kran penutup ke saluran by-pass (ke actuator). Kemudian lihatlah berapa tekanannya sampai cairan hidrolik bisa keluar dari katup pengaman ke saluran pengembali.
(3) Kemudian coba atur mur pengatur sampai tekanan pengaman yang dikehendaki.
Sedangkan untuk pemeriksaan katup pengarah dari rangkaian tadi kran penutup diganti dengan katup pengarah, kemudian kita tes arah aliran cairan hidrolik yang keluar  apakah sesuai dengan jenisnya. Hal ini perlu agar pada saat digunakan dan dioperasikan dalam sistem tidak mengalami hambatan yang verarti.

e)   Penggerak (Aktuator)
Periksalah bagian penggerak linear yang akan digunakan apakah sesuai dengan jenis dan langkah (stroke) yang dikehendaki atau tidak. Sebelum memeriksa secara keseleruhan sebaiknya periksa terlebih dahulu komponen dari silinder terutama seal jangan sampai rusak.
Hal ini diperlukan agar pada saat kita menggunakan tidak mengalami kesulitan dalam penerapan sistem secara keseluruhan.
Peralatan yang dipergunakan yaitu:

a.    Reservoir
b.    Pompa hidrolik
c.    Pipa saluran
d.    Manometer
e.    Penghubung
f.     Katup pengaman
g.    Katup pengarah
h.    Silinder kerja tunggal atau ganda
i.     Cairan hidrolik
j.     Kain Lap












Langkah pengujian sebagai berikut:
(1) Buat rangkaian seperti rangkaian pemeriksaan katup pengarah, kemudian tambahkan dengan saluran ke actuator dan ke reservoir dari katup pengarah sesuai dengan lubang laluannya.
(2) Hidupkan motor hidrolik, kemudian atur katup pengarah sehingga actuator bergerak maju, periksa berapa tekanannya pada hidrometr.
(3) Kemudian rubah posisi katup pengarah sehingga actuator bergerak mundur, periksa pula tekanannya.
(4) Jika katup pengarah tiga posisi atur pada posisi closed, maka actuator tidak bergerak periksa tekanannya.

2)  Pengujian sistem hidrolik.
Apabila masing-masing komponen dari sistem hidrolik ini sudah diuji secara keseluruhan maka sistem hidrolik ini sudah bisa dipergunakan,  tergantung kepada untuk apa sistem hidrolik ini digunakan.  Tidak semua komponen sistem hidrolik ini mesti ada dalam satu rangkaian.
Pengujian sistem hidrolik dilakuksn dengan memberikan mengoperasikan sistem tersebut sehingga bekerja sesuai dengan fungsi dan kapasitasnya.
Berikut ini disediakan beberapa konstruksi rangkaian hidrolik. Namun bagi pembaca yang tidak memiliki hidrolik training unit tidak akan dapat melaksanakan latihan pengujian ini. Untuk itu sebaiknya dipelajari saja cara kerja rangkaian tersebut.

a)   Pengujian Single Acting Cylinder
Siapkanlah komponen-komponen sebagai berikut:
-          Power pack
-          Single acting cylinder
-          3/2 way D.C.V (normally closed)
-          Safety valve (relief valve)
-          2 pressure gauge
-          Shut off valve
-          Bandul (pemberat)
-          Pipa-pipa flixible (pipa penghubung)
Rangkaikanlah komponen-komponen tersebut di atas seperti pada gambar rangkaian di bawah ini:


 









                  
Gambar 32 Pengujian Silinder Kerja Tungggal

b)   Double Acting Cylinder
Siapkanlah komponen-komponen sebagai berikut:
-          Power pack
-          Double acting cylinder
-          4/2 way D.C.V
-          Pressure gauge
-          Shut off valve
-          Pipa-pipa flixible (pipa penghubung)

Rangkaikanlah komponen-komponen tersebut di atas menurut rangkaian berikut ini.
         









c)   Double Acting Cylinder dengan Menggunakan 4/3 Way D.C.V
Siapkanlah komponen-komponen sebagai berikut :
-          Power pack
-          4/3 way D.C.V
-          Double acting cylinder
-          Pipa-pipa flixible
Rangkailah komponen-komponen tersebut di atas menurut rangkaian di bawah ini.











c.    Rangkuman
1.    Pengujian komponen hidrolik diperlukan agar pada saat penggunaan tidak terjadi kendala akibat terdapat komponen yang rusak
2.    Reservoir diuji terhadap kebocoran dan dan sistem penyaringan terhadap kotoran
3.    Cairan hidrolik diuji dari kekentalan dan kadar kemurnian cairan tersebut
4.    Pompa hidrolik diuji berdasarkan kapasitas (kemampuan mengalirkan cairan hidrolik) tiap waktu dalam satuan liter/menit. Sedang Motor penggerak listrik diuiji jumlah putaran tiap menitnya.
5.    Katup Pengaman diuji nilai batas katup mulai bekerja dalam satuan Mpa atau Kg/Cm2.
6.    Katup Pengarah diuji dengan memperhatikan aliran cairan hidrolik yang mengalir sesuai dengan arahan katupnya.
7.    Aktuator diuji dengan gerak dan tekanan yang dapat menggerakkan nya.
8.    Sistem hidrolik diuji dengan memperhatikan batas kemampuan mengangkat atau menekan dengan membandingkannya terhadap kapasitas teoris (dalam brosur yang ada).

d.   Tugas
1.    Lakukan pengjuian pada peralatan hidrolik yang ada di bengkelmu!

e.   Test Formatif
1.    Bagaimanakah cara  untuk mengetahui kekentalan oli (cairan hidrolik) jika ada dalam dua jenis wadah yang berbeda?
2.    Bagaimanakah cara mengetes kapasitas pompa hidrolik?
3.    Jika katup pengaman yang dapat diatur pegasnya, kemudian kita putar ke kanan sehingga terasa berat, apakah tekanannya tambah kecil atau tambah besar, jelaskan!

f.    Kunci Jawaban Test Formatif
1.    Secara sederhana kita bias menempatkan pada ketinggian yang sama, kemudian oli kita alirkan dengan selang yang sama besar. Tunggu berapa waktu. Kemudian kita lihat mana yang terlebih dulu banyak berpindah berati itu yang lebih kental.
2.    Gunakan pompa untuk mengalirkan atau memompakan cairan. Kemudian tentukan waktunya, tunggu sampai waktu yang ditentukan kemudian  hitung berapa liter cairan bisa dipindahkan dibagi waktu tersebut.
3.    Jika katup pengaman diputar  ke kanan ternyata baut pengatur tambah berat, berarti pegas dibagian dalam tambah kuat mendorong bola baja, sehingga cairan yang dapat mendorong bola baja tersebut harus dapat melawan pegas lebih kuat lagi. Berarti tekanan di yang ditimbulkan haakan lebih besar dari semula.
 
g.   Lembar Kerja
1.    Peralatan dan Bahan
a)    Komponen sistem hidrolik
b)   Kunci Ring Pas (Kombinasi)
c)    Cairan hidrolik
d)   Kain Majun
2.    Keselamatan Kerja
a)    Pergunakan kunci yang sesaui dengan ukuran baut atau mur
b)   Ikutilah petunjuk instructor pada saat anda bekerja
c)    Bekerjalah dengan teliti dan penuh tanggung jawab
d)   Hati hati jangan sampai Oli hidrolik tumpah atau kena mata
3.    Langkah Kerja
a)    Persiapkan peralatan praktek dan bahan secara cermat dan efesien
b)   Periksalah terlebih dahulu komponen yang akan dipasang dari kerusakan dan kotoran
c)    Pasanglah bagian yang ada dudukannya terlebih dahulu
d)   Pasanglah pipa penghubung atau selang dengan benar sesuai dengan aliran oli
e)    Buatlah catatan penting pada saat anda melakukan praktek
f)     Setelah selesai bereskan dan simpan kembali peralatan yang digunakan pada tempatnya dan dalam keadaan bersih
4.    Tugas
a)    Buatlah laporan hasil praktek anda secara ringkas dan jelas
b)   Buatlah rangkuman menurut anda sendiri dari hasil anda mempelajari kegiatan belajar 1 dan melakukan praltek serta observasi.


BAB. III

EVALUASI

A.  Soal Teori


1.    Prinsip dasar hukum apakah yang mendasari prinsip kerja hidrolik ? Jelaskan bagaimana bunyi hukum tersebut!
2.    Berikan contoh komponen sistem hidrolik yang dipergunakan pada rem hidrolik minimum 3 buah!
3.    Apakah fungsi katup pengarah, apa arti katup pengarah 4/3?
4.    Apa arti simbol  katup pengarah berikut:

              a.                                          b.

                                      c.

5.    Apa arti simbol penggerak katup berikut :
a.                                          b.

6.    Jenis katup apakah yang digunakan pada dongkrak hidrolik?
7.    Penggerak mula apakah yang digunakan pada dongkrak hidrolik?
8.    Bagaimanakah cara menguji kebocoran yang terjadi antara pompa dengan katup pengarah (Direction Control Valve)?

B.  Soal Praktek

Ajaklah temanmu maksimal dua orang untuk melakukan pembongkaran dongkrak hidrolik, kemudian telitilah komponen-komponennya. Setelah itu pasang kembali sehingga dongkrak tersebut bisa berfungsi dengan baik.

C.  Kunci Jawaban


1.    Hukum Pascal, Benda cair yang ada pada suatu ruang jika diberi tekanan maka tekanan tersebut akan diteruskan ke segala arah sama besar
2.    Contoh komponen sistem hidrolik pada rem adalah : Silinder master, silinder roda, saluran
3.    Fungsi katup pengarah adalah untuk melepas, mengehentikan atau mengarahkan cairan hidrolik yang melalui katup tersebut sesuai dengan perintah dari luar.
4.    a. Katup pengarah dengan 2 lubang , 2 posisi ( normal menutup)
     b. Katup pengarah dengan  4 lubang , 2 posisi
     c. Katup pengarah  dengan 4 lubang , 3 posisi (posisi tengan penutup penuh)
5.    a. Penggerak katup dioperasikan dengan tuas
b. Penggerak katup dioperasikan dengan pedal
6.    Katup yang digunakan pada dongkrak hidrolik yaitu katup pengarah check valve.
7.    Penggerak mula yang digunakan pada hidrolik untuk menggerakkan pompa adalah penggerak manual menggunakan tuas.
8.    Pasang rangkaian komponen sistem hidrolik, kemudian arahkan katup pada posisi close (menutup), perhatikan apakah ada tetesan cairan diantara pompa dan katup pengarah atau tidak. Hal ini tidak perlu lama cukup sampai cairan hidrolik keluar dari katup pengaman kembali ke reservoir.


D.   Kriteria Kelulusan

No. Soal
Aspek Level Kunci
Skor
Bobot
Nilai
Keterangan
1
B 1

2

Syarat melanjut-
2
F 1

3

lanjutkan belajar,
3
G 2

6

Nilai minimal 7,0
4
A 1

1

Dengan skor tiap
5
F 1

3

Soal minimal 7
6
F1

2


7
A 1

1


8
F 1 / 2

7


9
D1 / G 2

10


Jumlah
35




Nilai Akhir
=
  Nilai
∑ Bobot

Keterangan  melajutkan :

N A = 7,0 s.d. 7,9  : memenuhi kriteria minimal dengan  banyak bimbingan
N A = 8,0 s.d. 8,9  : memenuhi kriteria dengan sedikit bimbingan
N A = 9,0 s.d. 10   : memenuhi kriteria maksimal dengan tanpa bimbingan
E.     Lembar Penilaian Praktek .

Nama Peserta               :
No. Induk                    :
Program Keahlian          :
Nama Jenis Pekerjaan    :

PEDOMAN PENILAIAN
No.
Aspek Penilaian
Skor Maks.
Skor Perolehan
Keterangan
1
2
3
4
5
I
Persiapan
1.1. Persiapan alat dan bahan
1.2. Membuat diagram rangkaian
1.3. Menganalisa jenis Komponen
1.4. Menguji koponen

4
3
4
4


Sub total
15


II
Proses (Sistematika & Cara Kerja)
3.1. Cara menggunakan alat
3.2. Cara memeriksa komponen
3.3. Cara memasang komponen

10
10
10


Sub total
30


III

Kualitas Produk Kerja

4.1. Hasil pemasangan sesuai standard
4.2. Hasil pemasangan dilakukan pengujian

15
15


Sub total
30


IV
Sikap/Etos Kerja
5.1. Tanggung jawab
5.2. Ketelitian
5.3. Inisiatif
5.4. Kemandirian
5.5    Kerjasama
5.6    Kejujuran
5.7    Ketekunan
5.8    Pemecahan masalah

2
3
2
2
3
3
3
2


Sub total
15


V
Laporan
6.1. Sistimatika penyusunan laporan
6.2. Kelengkapan bukti fisik

4
6


Sub total
10


Total
100



Nilai Akhir
=
  Skor Perolehan
10

KRITERIA PENILAIAN
No.
Aspek Penilaian
Kriteria Penilaian
 Skor
I
Persiapkan
1.1.  Persiapan alat dan bahan


1.2.          Membuat diagram rangkaian



1.3.Menganalisa Jenis komponen


1.4. Menguji Komponen
·     Alat dan bahan disiapkan sesuai kebutuhan
·     Alat dan bahan tidak disiapkan 
·     Diagram dibuat sesuai dengan standard
·     Diagram dibuat tidak dengan standard
·     Jenis Komponen disediakan sesuai kebutuhan
·     Jenis komponen tidak disediakan
·     Komponen diuji sesuai standard
·     Komponen tidak diuji
4

0

3

0

4

0
4
0
II
Proses (Sistematika Cara Kerja)
2.1. Cara menggunakan alat



2.2. Cara memeriksa Komponen


2.3. Cara memasang komponen
·     Menggunakan alat sesuai prosedur kerja
·     Menggunakan alat tidak sesua prosedur
·     Komponen diperiksa sesuai dengan prosedur
·     Komponen tidak diperiksa
·     Komponen dipasang sesuai dengan stadar prosedur
·     Komponen dipasang tidak sesuai standar prosedur
10

2

10

2
10

2
III
Kualitas Produk Kerja
3.1. Hasil Pemasangan sesuai standar


3.2. Hasil Pemasangan dilakukan Pengujian
·     Hasil Pemasangan sesuai standar dan memenuhi K 3 dan SOP
·     Hasil Pemasangan sesuai
·     Hasil Pemasangan tidak sesuai
·     Hasil Pemasangan dilakukan Pengujian sesuai SOP
·     Hasil Pemasangandilakukan pengujian tapi tidak sesuai SOP
·     Hasil Pemasangan tidak dilakukan Pengujian
15

10
5
15

10
5
IV
Sikap / Etos Kerja
4.1. Tanggungjawab
4.2. Ketelitian
4.3. Inisiatif
4.4. Kemandirian
4.5. Kerjasama
4.6. Kejujuran
4.7. Ketekunan
4.8. Pemecahan Masalah

·     Melakukan
·     Tidak



2
3
2
2
3
3
3
2
V
Laporan
5.1. Sistimatika Penyusunan



5.2. Kelengkapan bukti fisik
·         Laporan dibuat dengan sistematika yang sesuai
·         Laporan dibuat dengan sistimatika tidak sesuai
·         Laporan tidak dibuat
·         Bukti fisik dibuat sesuai ketentuan
·         Bukti fisik dibuat tidak sesuai ketentuan
·         Bukti fisik tida dibuat
4

2

0
6

3
0


BAB. IV
PENUTUP

Peserta diklat yang atelah memenuhi satandard kelulusan kompetensi OPKR 10-002B dapat mengahiri pemelajaran ini dan dapat  melanjutnya pemelajaran ke kompetensi berikutnya yaitu OPKR 10-003B. Sedang bagi peserta diklat yang belum mencapai standard kelulusannya harus mengulang pemelajarannya sesuai dengan bagian yang nilainya kurang, untuk selanjutnya dapat mengikuti evaluasi sampai mendapatkan nilai batas lulus.


DAFTAR KEPUSTAKAAN

Anonim. (1992), New Step 1 Training Manual, Jakarta: PT Toyota Astra Motor.
Sugi Hartono, Drs. (1988), Sistim Kontrol Dan Pesawat Tenaga Hidrolik, Bandung: Tarsito.
Sisyono, Drs. (1991), Dasar-dasar Hidrolik, Bandung : PPPGT Bandung.