BAB. I
PENDAHULUAN
A.
Deskripsi
Modul Pemasangan
sistem hidrolik dengan kode OPKR-10-002B
berisi materi dan informasi tentang peralatan utama,
rangkaian dan pengujian serta
keselamatan kerja dari sistem hidrolik. Materi diuraikan dengan pendekatan praktis
disertai ilustrasi yang cukup agar siswa mudah memahami bahasan yang
disampaikan.
Modul ini disusun dalam 2 kegiatan belajar. Kegiatan belajar
1 membahas tentang pemasangan sistem hidrolik. Kegiatan belajar 2 membahas
tentang pengujian sistem hidrolik. Setiap akhir materi disampaikan rangkuman
yang memuat intisari materi, dilanjutkan test formatif. Setiap siswa harus
mengerjakan test tersebut sebagai indikator penguasaan materi, jawaban test
kemudian diklarifikasi dengan kunci jawaban.
Diakhir modul terdapat evaluasi sebagai uji kompetensi
siswa. Uji kompetensi dilakukan secara teroritis dan praktik. Uji teoritis dilakukan dengan cara siswa
menjawab pertanyaan yang pada soal evaluasi, sedangkan uji praktik dengan
meminta siswa mendemontrasikan kompetensi yang harus dimiliki dan
guru/instruktur menilai berdasarkan lembar observasi yang ada. Melalui evaluasi
tersebut dapat diketahui apakah siswa mempunyai kompetensi pemasangan sistem
hidrolik.
B.
Prasarat
Sebelum memulai modul ini, peserta diklat pada Program
Keahlian Teknik Mekanik Otomotif harus sudah menyelesaikan modul-modul
prasyarat seperti terlihat dalam diagram pencapaian kompetensi maupun peta
kedudukan modul. Prasyarat mempelajari modul OPKR-10-002B antara lain adalah sudah memiliki kompetensi yang
terdapat pada OPKR-10-001B.
C.
Petunjuk Penggunaan
1. Petunjuk Bagi Siswa
a.
Lakukan cek kemampuan untuk mengetahui
kemampuan awal yang anda kuasai, sebelum membaca modul lebih lengkap.
b.
Bacalah modul secara seksama pada
setiap kegiatan belajar, bila ada uraian
yang kurang jelas silakan bertanya pada guru.
c.
Kerjakan setiap test formatif pada
setiap kegiatan belajar, untuk mengetahui seberapa besar pemahaman saudara
terhadap materi yang disampaikan, klarifikasi hasil jawaban saudara pada
kumpulan lembar jawaban yang ada.
d.
Lakukan latihan setiap sub kompetensi
sesuai dengan lembar kerja yang ada.
e.
Perhatikan petujuk keselamatan kerja
dan tindakan aman saat bekerja yang
termuat pada lembar kerja.
f.
Lakukan latihan dengan cermat, teliti dan hati-hati. Jangan melakukan pekerjaan yang belum anda pahami dengan
benar.
g.
Bila saudara merasa siap mintalah guru
untuk menguji kompetensi saudara.
2. Petunjuk Bagi Guru/Instruktur
Pada setiap kegiatan belajar siswa,
guru/instruktur berperan sebagai:
a.
Fasilitator yaitu menyediakan fasilitas
berupa informasi, bahan, alat, training obyek dan media yang cukup bagi siswa
sehingga kompetensi siswa cepat tercapai.
b.
Motivator yaitu memotivasi siswa untuk
belajar dengan giat, dan mencapai kompetensi dengan sempurna
c.
Organisator yaitu bersama siswa
menyusun kegiatan belajar dalam
mempelajari modul, berlatih keterampilan, memanfaatkan fasilitas dan sumber
lain untuk mendukung terpenuhinya kompetensi siswa.
d.
Evaluator yaitu mengevaluasi kegiatan
dan perkembangan kompetensi yang dicapai siswa, sehingga dapat menentukan
kegiatan selanjutnya.
D.
Tujuan Akhir
Tujuan akhir dari modul ini adalah siswa mempunyai
kompetensi:
- Mampu memasang sistem hidrolik
dengan tanpa merusak komponen lain.
- Mampu melaksanakan pengujian
sistem hidrolik sesuai dengan standar operasional prosedur.
E.
Kompetensi
Kompetensi Memasang sistem hidrolik mempunyai kode OPKR
10-002B dengan durasi pembelajaran 30 jam @ 45 menit. Kompetensi ini terdiri dari 2 sub kompetensi,
yaitu:
1.
Pemasangan sistem hidrolik
2.
Pengujian sistem hidrolik
Kriteria kinerja, lingkup belajar, materi pokok dalam
pemelajaran dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1
KOMPETENSI : Pemasangan sistem hidrolik
KODE : OPKR-10-002B
DURASI PEMELAJARAN : 30 Jam @ 45 menit
|
A
|
B
|
C
|
D
|
E
|
F
|
G
|
1
|
1
|
2
|
1
|
1
|
1
|
2
|
|
1.
Batasan konteks
§ Standar kompetensi ini digunakan untuk kendaraan ringan
2.
Sumber
informasi/dokumen dapat termasuk :
§ Spesifikasi pabrik kendaraan
§
SOP (Standard Operation Procedures)
perusahaan
§ Spesifikasi pabrik produk/komponen
§ Kebutuhan pelanggan
§ Kode area tempat kerja
§ Perundang-undangan pemerintah
§ Lembaran data keamanan bahan
3.
Pelaksanaan K3
harus memenuhi :
§ Undang-unadang tentang K3 (Keselamatan dan Kesehatan
Kerja)
§ Penghargaan di bidang industri
4.
Sumber-sumber
dapat termasuk: peralatan tangan/hand tools, peralatan bertenaga angin/air
tools, peralatan bertenaga/power tools, peralatan khusus/special tools untuk
pemasangan, peralatan uji meliputi:pengukur aliran hidraulis, alat pengukur
tekanan hidraulis.
5.
Kegiatan
§ Kegiatan harus dilaksanakan di bawah kondisi kerja
normal dan harus meliputi : penilaian pendengaran, visual dan fungsi
(meliputi : kerusakan, korosi, ketinggian permukaan cairan, kebocoran,
pengujian, keausan dan aspek keamanan)
§ Prosedur pemasangan
§ Prosedur pengujian
Variabel
terapan lainnya meliputi : katrol, dongkrak, peralatan press, sistem kemudi,
power lift (tenaga pengungkit)
|
SUB
KOMPETENSI
|
KRITERIA
KINERJA
|
LINGKUP
BELAJAR
|
MATERI
POKOK PEMELAJARAN
|
SIKAP
|
PENGETAHUAN
|
KETERAMPILAN
|
1. Pemasangan
sistem hidrolik
|
§ Pemasangan dilaksanakan tanpa menyebabkan kerusak-an
terhadap komponen atau sistem lainnya
§ Informasi yang benar diakses dari spesifikasi pabrik
dan dipahami.
§ Tata letak sistem hidraulik dirancang dan
disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan
§ Semua prosedur pemasangan dilaksanakan
berdasarkan spesifikasi dan toleransi pabrik
§ Seluruh kegiatan pemasangan dilaksanakan berdasarkan SOP (Standard
Operation Procedures), undang-undang K 3 (Keselamatan dan Kese-hatan
Kerja), peraturan perundang-undangan dan prosedur/ kebijakan perusa-haan.
|
§ Prosedur pengukuran dan pengujian
§ Desain dan sketsa diagram sirkulasi sistem
hidrolik
§ Jenis cairan hidrolik dan penggunaannya
§ Prinsip-prinsip operasi sistem hidrolik
§
Prinsip kerja sistem/ komponen hidrolik
|
§
Ketelitian dalam pemasangan
§
Keamanan dengan cairan hidrolik
§
Keamanan dalam operasional hidrolik
|
§
Prosedur pengukuran dan pengujian
§
Informasi teknik yang sesuai termasuk
simbol grafik
§
Jenis cairan hidrolik dan
penggunaannya
§
Prinsip kerja sistem/ komponen
hidrolik
|
§
Melaksanakan
prosedur pemasangan sistem hidrolik dan komponenya
§
Melaksanakan
prosedur pengukuran dan pengujian
§
Melaksanakan
prosedur operasional sistem hidrolik
|
2. Pengujian sistem hidrolik
|
§
Pengujian dilaksanakan tanpa
menyebabkan kerusakan ter-hadap komponen atau sistem lainnya
§
Informasi yang benar diakses dari
spesifikasi pabrik dan dipahami.
§
Seluruh pengujian
dilaksana-kan berdasarkan spesifikasi dan toleransi pabrik
§
Seluruh kegiatan
pemasangan dilaksanakan berdasarkan SOP (Standard Operation Procedures), undang-undang K 3 (Keselamatan
dan Kese-hatan Kerja), peraturan perundang-undangan dan prosedur/ kebijakan
perusahaan.
|
§ Prosedur pengukuran dan pengujian
§ Desain dan sketsa diagram sirkulasi sistem
hidrolik
§ Jenis cairan hidrolik dan penggunaannya
§ Prinsip-prinsip operasi sistem hidrolik
§
Prinsip kerja sistem/ komponen hidrolik
|
§
Ketelitian dalam pengu-kuran
§
Keamanan dengan cairan hidrolik
§
Keamanan dalam operasional hidrolik
|
§
Prosedur pengukuran dan pengujian
§
Informasi teknik yang sesuai termasuk
simbol grafik
§
Jenis cairan hidrolik dan
penggunaannya
§
Prinsip kerja sistem/ komponen
hidrolik
|
§
Melaksanakan
prosedur pengukuran dan pengujian
§
Melaksanakan
prosedur operasional sistem hidrolik
|
F.
Cek Kemampuan
Sebelum
mempelajari modul ini silakan mengisi cek list dan berikan tanda √ pada
pernyataan atau pertanyaan pada table berikut ini:
Sub Kompetensi
|
Pernyataan
|
Jawaban
|
Bila
jawaban
“Ya”
Kerjakan
|
Ya
|
Tidak
|
Pemasangan
sistem hidrolik
|
Saya mampu menjelaskan pengertian pesawat hidrolik
|
|
|
Test Formatif 1
|
Saya dapat menyebutkan komponen sistem hidrolik
|
|
|
Saya dapat menjelaskan fungsi masing-masing komponen
sistem hidrolik
|
|
|
Saya dapat merangkaikan sistem hidrolik dengan benar
|
|
|
Saya mengetahui minimum tiga macam jenis sistem hidrolik
yang digunakan di bengkel otomotif
|
|
|
Pengujian sistem
hidrolik
|
Saya mampu
melaksanakan pengujian komponen sistem hidrolik
|
|
|
Test Formatif 2
|
Saya mampu melaksananakan pengujian
sistem hidrolik
|
|
|
Saya mampu mengoperasika sistem
hidrolik yang saya pasang
|
|
|
BAB. II
PEMELAJARAN
A. Rencana Belajar Peserta
Diklat
Rencanakan setiap kegiatan belajar anda dengan mengisi table di
bawah ini; kemudian jika anda selesai mempelajarinya dan mencapai kompetensi
tertentu mintalah bukti belajar dari setiap kegiatan belajar yang anda lakukan.
Jenis
Kegiatan
|
Tanggal
|
Waktu
|
Tempat
Belajar
|
Alasan
Perubahan
|
Paraf
Guru
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
B. Kegiatan Belajar
Pemasangan sistem
hidrolik
a. Tujuan Kegiatan Belajar 1
Setelah siswa selesai memelajari kegiatan
belajar 1 akan dapat:
1. Menyebutkan pengertian hidrolik
2. Menjelaskan komponen pesawat hidrolik
3. Mejelaskan prinsip kerja sistem hidrolik
4. Memasang komponen pesawat hidrolik sesuai standard operasional
prosedur
5. Menyebutkan minimun tiga jenis pesawat system hidrolik yang
digunakan di bengkel otomotif
b. Uraian Materi
1.
Pengertian hidrolik.
Sebelum kita melaksanakan pemasangan sistem hidrolik, sebaiknya kita
mengetahui terlebih dahulu pengertian hidrolik. Hidrolik
menurut “bahasa yunani” berasal dari kata “hydro”
= air dan “aulos” = pipa. Jadi
hidrolik bisa diartikan suatu alat yang bekerjanya berdasarkan air dalam pipa.
Prinsip yang digunakan adalah Hukum Pascal, yaitu
: benda cair yang ada di ruang tertutup apabila diberi tekanan, maka tekanan
tersebut akan dilanjutnya ke segala arah dengan sama besar.
Perhatikan
gambar sebelah !
Jika A1 = 1 Cm2.
A2 = 20 Cm2 jika F1 = 5 Kg maka karena tekanan pada kedua permukaan
bejana adalah sama maka F2 = F1/A1 x A2
= 5/1 x 20 = 100 Kg.
2.
Komponen sistem hidrolik
Komponen sistem hidrolik secara umum terdiri dari
:
o
Unit tenaga (Power Pack), yang meliputi: Penggerak
mula, Pompa hidrolik, tangki hidrolik dan katup pengaman.
o
Unit penggerak
(Actuator), yang banyak dipergunakan
adalah silinder hidrolik.
o
Unit pengatur
(Direction Control Valve)
o
Cairan
Hidrolik
o
Pipa Saluran
Secara sederhana menurut diagram rangkaian sistem hidrolik adalah
seperti gambar berikut, yang terdiri dari:
M = Motor
1 = Pompa hidrolik
2 = Tangki
3 =
katup pengaman
4 = katup pengarah
5 = silinder penggerak
6 = manometer
= pipa penghubung/selang
|
|
Gambar
2 Rangkaian sistem hidrolik
|
|
1)
Penggerak mula
Yang
dimaksud dengan penggerak mula pada sistem hidrolik yaitu jenis penggerak
sebagai tenaga awal untuk menggerakkan pompa hidrolik.
Jenis penggerak mula yang digunakan untuk
menggerakan pompa hidrolik pada sistem hidrolik dapat berupa pengungkit yang
digerakan secara mekanik (contohnya pada dongkrak, pedal rem) atau motor
listrik (contohnya pada pada mesin pres, car lift).
2)
Pompa Hidrolik
Fungsi pompa hidrolik yaitu untuk mengalirkan
cairan hidrolik ke seluruh rangkaian hidrolik sehingga unit penggerak dapat
bekerja. Tenaga cairan yang ditimbulkan oleh pompa dan peralatan lain yang
mengaturnya sebanding dengan tenaga mekanik yang menggerakkan pompa. Dengan
kata lain tenaga mekanik dari penggerak mula diubah menjadi tenaga fluida.
a)
Jenis Pompa Hidrolik
Pompa yang digunakan adalah jenis pompa
pemindah (positive displacement pump).
Perhatikan konstruksi macam macam pompa di bawah ini !
(1) Pompa Roda Gigi Dalam
(2) Pompa tipe Gerotor
(3) Pompa Roda Gigi Luar
(4) Pompa Baling-baling (sudu-sudu)
(5) Pompa Torak
1)
Pompa Roda Gigi Dalam
Keterangan gambar Pompa Roda gigi
dalam
1. Rumah
2. Roda gigi penggerak
3. Pasangan roda gigi
4. Ruang pengisapan
2)
Pompa tipe Gerotor
Pompa ini terdiri atas rotor yang bergelombang
sebagai penggerak (inner rotor) dan
rotor bagian luar (outer rotor) yang
digerakkan. Ruang pemompaan terjadi antara gigi-gigi atau gelombang rotor
3)
Pompa Roda Gigi Luar
Pompa ini terdiri dari sepasang roda gigi Yang
ada di dalam suatu ruang vacum, dimana slah satu roda gigi dipasang sebagai
penggerak sedang roda gigi lainnya yang digerakkan.
Keterangan gambar senagai berikut:
1. Rumah Roda gigi
2. Roda gigi pemutar
3. Roda gigi pasangan
4. Ruang vacum
5. Daerah ini oli tertekan
6. Daerah pengisapan
7. Penekanan oli keluar oleh gigi-gigi
4)
Pompa Baling – baling
Pompa ini terdiri dari baling-baling (sudu)
yang dipasang pada rotor, rumah bubungan. Rotor sebagai dudukan baling-baling
(sudu) dibuat beralur. Posisi Rotor terhadap rumah pompa (ring) ada yang sepusat (disebut Pompa sudu seimbang) dan tidak
sepusat (pompa sudu tidak seimbang).
Pemompaan diperoleh karena adanya gaya sentrifugal dan
kevakuman antara baling-baling dan ring (rumah pompa).
Perhatikan gambar pompa baling-baling
(sudu) seimbang di bawah ini!
1. Rumah bubungan
2. Rotor
3. Baling baling (sudu)
4. Penyempitan di sluran masuk
5. Penyempitan di saluran buang
6. Sisi gerak bebas sudut
5)
Pompa Torak
Pada umumnya pompa torak mempunyai kemampuan
yang lebih tinggi dibandingkan dengan pompa yang lain.
Pompa torak terdiri dari pompa torak aksial
dan pompa torak radial.
Pompa torak aksial yaitu apabila torak
terpasang pada garis parallel dengan sumbu poros pompa, sehingga torak melakukan
kerja sejajar dengan sumbu poros pompa.
Sedangkan pompa torak radial apabila torak
dipasang dan melakukan gerak radial atau tegak lurus terhadap sumbu pompa.
Berikut adalah pompa
torak radial dengan:
1. Rumah pompa
2. Poros eksentrik
3. elemen pompa
4. torak
5. katup isap
6. katup pengontrol tekanan
Gambar 8.
Pompa Torak Radial
Pompa yang berkaitan dengan dongkrak adalah
jenis pompa torak seperti pada gambar berikut:
a. Plunyer
b. Plunyer
c. Perapat (Seal)
d. Katup Pengarah
e. Ke Silinder (Aktuator)
f. Dari Seservoir
Gambar
9. Pompa pada dongkrak
b)
Efisiensi Pompa
Efesiensi pompa merupakan salah faktor yang
perlu diperhatikan dalam menentukan pemilihan pompa. Dengan memperhatikan
efesiensi akan diketahui berapa volume dan tenaga yang dihasilkan dari suatu
pompa.
Angka efesiensi pompa ditentukan oleh tiga
faktor yang meliputi:
Efesiensi volumetrik dan efisiensi tenaga.
Efesiensi Volumetrik adalah perbandingan
antara volume aliran yang dihasilkan (Perpindahan sebenarnya) dengan volume
aliran teoritis (Perpindahan teoritis) suatu pompa.
Efisiensi volumetrik (ױv)
|
=
|
Pemindahan sebenarnya
|
X
|
100%
|
Pemindahan teoritis
|
Efesiensi tenaga adalah perbandingan tenaga
yang dihasilkan terhadap tenaga yang
dipakai (masuk)
Efisiensi tenaga (ױp)
|
=
|
Tenaga yang dihasilkan
|
X
|
100%
|
Tenaga yang dipakai
|
c)
Karakteristik Pompa.
Dari bernacam pompa yang paling banyak di
gunakan pada industri-industri besar adalah Pompa Roda gigi, pompa sudu-sudu
(baling-baling) dan pompa torak.
Karakteristik pompa dapat dilihat pada table
berikut:
Prinsip kerja Pompa
|
Tekanan Maks (bar)
|
Kecepatan (n)
|
Q maks (l/mnt)
|
Efesiensi total (%)
|
Filtrasi min
|
Tingkat
kebersihan
|
Dari
|
Sampai
|
Min
|
Maks
|
|
|
|
|
Roda gigi
|
40
|
180
|
500
|
3000
|
300
|
50-80
|
100
|
|
Roda gigi dalam (gerotor)
|
50
|
70
|
500
|
2000
|
100
|
60-80
|
100
|
|
Rod agigi dalam (crescent)
|
150
|
300
|
500
|
2000
|
50
|
70-90
|
50
|
|
Sudu-sudu
|
50
|
100
|
500
|
3000
|
100
|
65-80
|
50
|
|
Sudu-sudu tetap
|
100
|
140
|
500
|
2000
|
100
|
70-85
|
50
|
|
Sudu-sudu tak tetap
|
40
|
100
|
1000
|
2000
|
200
|
70-80
|
50
|
|
Torak aksial gandar
|
200
|
250
|
200
|
2000
|
300
|
80-90
|
25
|
|
Torak aksial tak sejajar
|
250
|
350
|
200
|
2000
|
500
|
80-90
|
25
|
|
Torak radial
|
350
|
650
|
200
|
2000
|
100
|
80-90
|
50
|
|
d)
Simbol Pompa Hidrolik
|
|
|
|
|
|
|
|
Gambar 10 Simbol Pompa Hidrolik
|
|
|
3)
Tangki Hidrolik
Tangki hidrolik (reservoir) adalah bagian dari unit tenaga, ada yang berbentuk segi
empat ada pula yang berbentuk silinder.
a) Fungsi tangki hidrolik adalah:
-
Penampung cairan hidrolik
sebelum dan setelah beredar
-
Pendinginan cairan hidrolik.
Didalam tangki cairan yang hidrolik panas (setelah mamasuki rangkaian)
bercampur dengan cairan dingin (yang ada didalam tangki) sehingga mengalami pen-dinginan.
-
Menghilangkan gelembung udara.
Gelembung yang masuk dalam rangkaian sangat tidak menguntungkan dan hanya dapat
hilang setelah masuk tangki. Untuk itu maka ruang udara di dalam tangki harus
ada dan cukup untuk menghilangkan jika terjadi gelembung
-
Mengendapkan
kotoran/pencemaran. Agar kotoran yang dibawa dari rangkain dan tidak masuk lagi
maka pemasangan saluran isap dan saluran balik dipasang sejauh mungkin, dan
dipasang separator/penyekat.
-
Tempat pemasangan motor. Pompa
dan perlengkapan lain.
b) Gambar tangki hidrolik (reservoir)
dan simbolnya.
4)
Katup Pengaman (Reliev Valve)
Katup ini adalah katup dua lubang dan dua
posisi dengan pilot pressure (bola katup) yang dilengkapi dengan pegas tekan
yang dapat disetel.
a) Fungsi katup pengaman.
Fungsi katup ini adalah untuk mencegah
terjadinya beban lebih atau tekanan yang melebihi kemampuan rangkaian hidrolik.
Tekanan lebih akan mengakibatkan kerusakan dan
kerugian diseluruh bagian sistem.
b) Konstruksi dan simbol
Ada beberapa macam konstruksi releiev
valve. Konstruksi yang paling sederhana terdiri atas sebuah bola yang duduk
pada bodi dan ditekan oleh pegas tekan. Besarnya tekanan oli pada sistem diatur
oleh baut pengatur yang menekan pegas. ( Lihat gambar 12)
Keterangan:
P= Dari Pompa
T = Ke Tangki (Reservoir)
B =
Bola Baja (Peluru)
S = Pegas (Spring)
M = Baut Pengatur
5)
Unit Penggerak (Actuator)
a) Fungsi Unit Penggerak
Fungsi actuator
yaitu untuk mengubah tenaga fluida menjadi tenaga mekanik (gerak).
b) Macam Unit Penggerak
Berdasarkan jenis dari perubahan tenaga yang
dihasilkan, unit penggerak ini dibedakan atas:
(1) Silinder hidrolik (Linear
Actuator), dan
(2) Motor Hidrolik (Rotary
Actuatir)
(3) Silinder Hidrolik
(1) Silinder Hidrolik
Berdasarkan sistem kerjanya silinder hidrolik
terdiri atas:
(a) Single acting Cylinder (silinder kerja tunggal)
(b) Double acting Cylinder (silinder kerja ganda).
(a) Silinder Kerja Tunggal.
Silinder ini dikatakan
kerja tunggal (Ram) karena pada
penggunaan cairan hidrolik hanya pada satu sisi torak saja.
(1)). Konstruksi
Konstruksi Silider kerja tunggal seperti
terlihat pada gambar 13.
(2)). Prinsip
kerja.
Jika rangkaian mulai bekerja maka cairan
hidrolik masuk dan menekan dari sisi kiri sehingga torak bergerak ke kanan. Selanjutnya
pergeseran (langkah torak) mencukupi atau mencapai yang dikehendaki dan cairan
hidrolik tidak ada tekanan lagi. Maka plunyer kembali oleh adanya bobot dari
benda yang di angkat ( digeser ). Pemakaian silinder kerja tunggal ini
digunakan pada dongkrak atau alat pembengkok pipa.
Untuk pengembalian torak ke posisi semula ada
juga yang dilengkapi dengan pegas pembalik.
(3)). Simbol
silinder kerja tunggal tampak
pada gambar 14
(b) Silinder Kerja Ganda
(1)). Konstruksi
Konstruksi Silider kerja ganda seperti
terlihat pada gambar terdiri terdiri dari:
a. Rumah dengan penutup
b. Batang torak
c. Torak
d. Seal
(2)). Prinsip
kerja.
Jika rangkaian mulai bekerja maka suatu waktu
cairan hidrolik masuk dan menekan dari sisi kiri sehingga torak bergerak ke kanan,
bersamaan dengan itu pada sisi kanan torak cairan hidrolik tertekan dan keluar
dari dalam silider selanjutnya masuk ke reservoir (Langkah 1).
Sebaliknya jika menghendaki torak bergerak ke
posisi semula (kiri) maka cairan hidrolik harus masuk dari sisi kanan torak,
maka cairan hidrolik yang ada di sisi kiri torak akan bergerak keluar dari
torak (Langkah 2)
Silinder kerja ganda dapat digunakan jika
menghendaki gerakan bolak-balik seperti pada mesin perkakas.
(3)). Simbol
silinder kerja ganda.
(2) Motor Hidrolik (Rotary Actuator)
Motor hidrolik berfungsi untuk menimbulkan tenaga putar. Motor ini
hampir mirip pompa hydrolik menurut kontruksinya. Pada kenyataannya pompa
hidrolik pun dapat juga digunakan sebagai motor, hanya cara kerjanya berbeda.
Pompa hidrolik mendorong oli dari sistem yang menghasilkan gaya putar dan meneruskannya menjadi gerakan
putar.
Motor hidrolik diklasifikasikan menurut
displacement, kapasitas gaya
putar dan pembatasan tekanan maksimum.
Displacement adalah jumlah oli yang diperlukan motor untuk berputar
satu putaran, atau dengan kata lain, kapasitas satu ruangan oli dalam motor
dikalikan dengan jumlah ruangan-ruangan yang ada didalamnya.
Tekanan yang dibutuhkan dalam sebuah motor hidrolik adalah
tergantung pada beban, gaya
putar dari displacemennya.
Disesuaikan menurut arah putaran, motor hidrolik dapat
dibedakan:
1.
Uni
directional motor (motor satu arah)
2.
Bi
directional motor (motor dua arah)
Uni directional motor
(motor satu arah), motor hidrolik ini bekerja hanya pada satu arah putaran
saja. Jadi bila kita menghendaki gerakan dari suatu alat yang memerlukan hanya
satu arah putaran, kita dapat memilih motor uni directional sebagai
pengeraknya.
Bi directional motor
(motor dua arah), motor ini dapat bergerak tidak hanya satu arah putaran
melainkan dua arah putaran sesuai dengan nama yang diberikan padanya (bi =
dua). Motor Ini dipakai untuk jenis keperluan alat yang memerlukan 2 arah
gerakan.
6)
Unit Pengatur
a)
Katup
Pengarah (Directional Control Valve =
DCV)
Katup (valve) ialah suatu alat yang menerima
perintah dari luar untuk melepas, menghentikan atau mengarahkan cairan hidrolik
yang melalui katup tersebut.
Bentuk perintah terhadap
perintah ini ada beberapa cara antara lain:
- Cara
mekanik
- Cara
aliran pemandu (fluid pilot signal)
- Cara
elektrik
Sesuai dengan namanya,
katup ini berfungsi untuk mengontrol arah aliran dalam rangkaian dan
melangsungkan fungsi-fungsi logic
control.
Katup pengarah
digolongkan menurut sifat-sifat
perencanaanya.
(1) Mekanisme
dalam bagian katup, yang langsung mengatur arah aliran fluida. Mekanik pengatur
dibagian dalam katup itu dapat berbentuk bola, poppet sliding spool, piring putar atau plug putar.
(2) Jumlah
switch kedudukan misalnya dua posisi atau lebih, tiga posisi atau lebih.
(3) Jumlah
lubang-lubang penghubung atau saluran kerja.
(4) Cara
menggerakkan katup yang mengubah kedudukan mekanik bagian dalam katup berubah
posisinya, untuk mengatur aliran.
Di bawah ini
diperlihatkan beberapa jenis katup pengarah, simbol-simbol dan macam cara
penggerak katup.
Gambar17..
Jenis Katup Pengarah
Adapun jenis mekanisme penggerak katup seperti terlihat pada gambar
berikut:
Gambar 18
Cara Penggerak Katup.
|
|
b)
Simbol-simbol
Katup Pengarah
Simbol-simbol adalah
suatu cara untuk menggambarkan dan menjelaskan komponen pesawat hidrolik.
Dengan simbol-simbol ini hidrolik circuit dapat dengan mudah digambarkan dan
dibaca. Simbol-simbol telah distandarkan menurut standar ISO (International
Standarts Organization) atau EFPSC (Europacan Fluida Power Standards
Committee).
c)
Jenis-jenis
Katup Pengarah Khusus
(1) Check valve
Check valve adalah katup satu arah, artinya ia hanya dapat
digunakan untuk satu arah aliran saja. Check
valve dapat berfungsi sebagai pengarah aliran dan juga sebagai pressure
control (pengontrol tekanan). Kebanyakan tipe check valve ini menggunakan mekanik, atau poppet bola.
Menurut
pemasangannya, check valve dapat
berupa linier check valve, bila
dipasang pada aliran yang lurus dan dapat berupa right angle check valve, bila dipasang pada sudut
yang menyiku (90°).
Simbol check valve adalah sebagai berikut: Simbol
check valve adalah sebagai berikut:
(2) Pilot operated Check valve
Katup ini dirancang
untuk aliran cairan hidrolik yang dapat mengalir bebas pada satu arah dan
menuju pada arah lawannya. Kecuali ada tekanan cairan yang dapat membukanya.
Pilot operated check valve ini digunakan pada rangkaian hidrolik yang memasang
silinder penggeraknya atau actuator pada posisi tegak.
Hal ini
dimaksudkan untuk menghindari tujuannya piston (turun dengan cepat) akibat
kebocoran katup, beban dan gaya
berat piston itu sendiri.
Simbol
dari pilot operated check valve adalah sebagai berikut :
(3) Flow Control Valve
Katup ini digunakan
untuk mengatur kecepatan aliran yang berarti mengatur kecepatan gerak actuator
(piston). Biasanya flow kontrol ini digunakan pada rangkaian hidrolik dengan
fix dispcement pump (jumlah alirannya tetap).
Ada tiga cara dasar dari pemasngan flow
kontrol sebagai pengontrol kecepatan alat penggerak yakni:
- Meter
in
- Meter
out
- Blead
off
a.
Rangkaian
meter in
Dalam rangkaian ini flow
kontrol dipasang diantara pompa dan katup pengarah. Tapi juga dapat dipasang
antara silinder dan katup pengarah agar dapat diatur individually.
Rangkaian ini untuk
mengontrol kecepatan gerak piston/beban dimana beban itu terus menerus menahan
gerak actuator, seperti pada pemasangan silinder dengan beban di bawah atau
mendorong beban pada kecepatan yang dikontrol.
b.
Rangkaian
meter out
Pemasangan flow control
valve biasanya diantara actuator dan katup pengarah.
Rangkaian ini digunakan
pada waktu gerak kembali tidak perlu dikontrol.
c.
Rangkaian
blead off
Rangkaian ini dapat
membatasi pompa untuk menghasilkan tekanan yang sesuai dengan kebutuhan beban
saja, demikian juga kelebihan aliran/tekanan, langsung dapat kembali melalui
katup ini tanpa melalui katup pengaman. Jadi hal ini telah menghemat tenaga.
Di halaman berikut ini
dapat dilihat rangkaian-rangkaian tersebut di atas.
Gambar
23. Rangkaian Flow Control
7)
Cairan hidrolik.
Dalam istilah umum cairan hidrolik berbentuk
minyak atau oli dan digunakan sebagai
media mempunyai fungsi sebagai Penerus
daya (Power Transmisi), Pelumasan (Lubrication), Perapat (Sealing) dan
Pendingin (Cooling).
(a)
Fungsi cairan hidrolik
1. Cairan hidrolik sebagai media penerus daya harus mudah mengalir
melalui komponen salurannya sehingga tidak akan mudah daya yang hilang.
Demikian juga cairan hidrolik harus incompressible atau tidak mudah dimampatkan
agar dapat seketika meneruskan daya bila sumber daya memberikan tenaganya.
2. Cairan hidrolik sebagai pelumas harus mampu melumasi semua bagian
dalam dari komponen sistem hidrolik yang bergesekan dan dilalui cairan
hidrolik.
3. Cairan hidrolik sebagai perapat akan menjadi oil film antara bagian
pesawat yang tidak ada ring perapat yang menerima daya/tekanan.
4. Cairan hidrolik sebagai pendingin akan menyerap panas yang timbul
dalam sistem hidrolik. Penyerapan panas terjadi di bak penampung (reservor)
dengan adanya sirkulasi cairan hidrolik.
(b)
Syarat – syarat Cairan hidrolik.
Untuk memenuhi fungi seperti tersebut diatas,
cairan hidrolik harus memenuhi syarat tertentu, diantaranya adalah :
§ Mampu mencegah terjadinya karat (korosi)
§ Tidak membentuk buih
§ Mampu mencegah terbentuknya lumpur endapan
§ Tidak mudah bersenyawa dengan air
§ Tidak mudah bocor, (mudah diperpak)
§ Tahan panas
§ Stabil dan tahan lama
(c)
Sifat – sifat cairan hidrolik
Untuk memenuhi persyaratan seperti tersebut
diatas, cairan hidrolik harus memiliki sifat sebagai berikut :
(1) Viscositas yang stabil
Viscositas atau nilai kekentalan ialah
besarnya tekanan (hambatan) cairan untuk mengalir.
Apabila cairan mengalir dengan mudah berarti
viscositasnya rendah dan biasanya cairan tersebut encer.
Viscositas secara garis besar terbagi dua
yaitu Viscositas unit dan Viscositas Index.
Yang
termasuk kedalam kelompok Viscositas Unit atau satuan nilai kekentalan
yaitu:
(1)) Viscositas mutlak (Nilai kekentalan mutlak)
(2)) Viskositas kinetik
(3)) Saybolt Universal Seconds (SUS) Viscositas, dan
(4)) SAE
(1)) Nilai kekentalam mutlak atau absolut viscosiy ialah besarnya gaya yang diperlukan
untuk memindahkan bidang 1 Cm2, yang terletak diatas film oli setebal 1 Cm,
sejauh 1 Cm dalam waktu 1 detik. Satuan viscositas ini adalah poise, sedangkan gaya untuk memindahkan
dalam satuan dyne, sehingga:
1
|
Poise
|
=
|
1
|
Dyne detik
|
Cm2
|
(2)) Viscositas kinetik didapat dengan cara membagi viscositas absolut
dengan density (berat jenis) minyak. Satuan viscositas ini adalah stroke jadi:
1
|
Stoke
|
=
|
1
|
1 Poise
|
Berat jenis
|
1 Poise = 100 centipoise
1 Stoke = 100 centistoke
1
|
Centistoke
|
=
|
1
|
1 centi
Poise
|
Berat jenis
|
(3)) SUS Viscositas, satuan ini didapat dengan menggunakan alat pengetes
dari Saybolt sehingga satuannya disebut SUS.
Pengetesan dilakukan pada suhu 1000 C
atau 2400 F, waktu yang diperlukan untuk mengalirkan oli dalam Saybolt
Viscometer.
(4)) Nomor SAE
Angka-angka SAE ditetapkan oleh Society of
Automotive Engineers untuk mengkhususkan kelas-kelas viscositas SUS pada suhu
tes SAE. Angka-angka yang tepat Ditentukan dengan membandingkan waktu yang
diperlukan oli untuk melewati alat tes dengan sebuah grafik oleh Society of
Automotive Engineers. Hasil pengetesan oli musim dingin (Winter) pada suhu 00
F (5W, 10 W, 20 W). Dan oli untuk musim panas dilakukan pada suhu 2100F
dengan nomor tanpa kode W misal 20.30, 40, 50 dan setrusnya.
Viskositas Indeks adalah kemampuan
oli untuk mempertahankan viskositasnya dalam perubahan temperatur. Oli
dikatakan memiliki viskositas indeks tinggi apabila ia tetap stabil (kekentalannya relatif tidak berubah) dalam
perubahan-perubahan suhu. Viskositas indeks di skala antara 0 – 100. bila
pesawat hidrolik bekerja pada perubahan suhu yang tinggi diperlukan viskositas
indeks yang tinggi pula.
(2) Mampu melumasi dengan baik.
Cairan hidrolik harus mampu melumasi
bagian-bagian pesawat hidrolik yang saling bergesekan yang dilalui oleh cairan
hidrolik itu sendiri. Untuk itu cairan hidrolik harus mampu menjadi oli film
pada bagian yang bergesekan tersebut
(3) Tahan oksidasi.
Oksidasi adalah senyawa kimia suatu zat dengan
oksigen (O2). Bila senyawa itu terjadi pada ciran hidrolik (oli) maka senyawa
hasil oksidasi akan larut dalam cairan hidrolik (oli), dan membentuk semacam
perekat atau Lumpur. Hal itu akan mengakibatkan tersumbatnya saluran–saluran
yang halus pada rangkaian hidrolik. Oleh sebab itu cairan hidrolik harus tahan
oksidasi.
Hal yang harus ihindari agar tidak teroksidasi adalah: suhu tinggi,
tekanan tinggi, pencemaran, air pada bidang permukaan logam.
(4) Mampu mencegah karat.
Karat adalah hasil reaksi kimia antara logam
dengan oksigen. Apabila cairan hidrolik membawa oksigen, misalnya air yang
tercampur dalam oli maka pada bagain rangkain sistem hidrolik dari logam akan
mengakibatkan perkaratan. Karat ini akan lepas dari permukaan logan dan bercampur kedalam oli bahkan dapat
mengakibatkan tersumbatnya lubang-lubang halus pada rangkaian hidrolik . Untuk
itu cairan hidrolik harus bersifat anti karat. Selain dari itu maka pada bagian
pesawat hidrolik dari logam perlu dilapisi dengan khrom.
(d)
Macam-macam cairan hidrolik
(1) Oli
Cairan hidrolik yang umumnya dipakai adalah
oli, karena mempunyai sift-sifat yang telah diuraikan.
Keburukan oli adalah sebagai cairan hidrolik
adalah mudah terbakar, sehingga sebagai cairan hidrolik tidak cocok bekerja
pada tempat-tempat yang kemungkinan terjadinya kebakaran sangat tinggi.
(2) Cairan hidrolik tahan api
a. Air glysol
Cairan ini terdiri atas : 35 % - 40 % Air,
glysol dan larutan oli. Juga ditambahkan bahan-bahan tambahan untuk mencegah
pembentukan busa, karat dan peningkatan pelumasan
Sifat-sifat:
-
Harus diperiksan senantiasa
kandungan airnya
-
Umur cairan akan menurun dengan
adanya penguapan
-
Suhu kerja rendah
-
Harga lebih mahal daripada oli
b. Emulsi Oli-Air
Cairan ini ada yang oli dicampur kedalam air,
berarti sifatnya mendekati air dan ada yang air dicampurkan kedealam oli
sehingga sehingga sifatnya mendekati
oli. Cairan ini disamping sifat utama tahan api juga memiliki sifat-siafat yang
memenuhi persyaratan.
c. Cairan Synthetis.
Cairan ini dibuat dari bahan-bahan yang dapat
diproses secara kimia. Jenisnya antara lain phosphate ester, chlomiated, dll.
Sifat-sifatnya:
-
Dapat bekerja baik pada suhu
tinggi
-
Cocok untuk tekanan tinggi
-
Berat jenis cairan cukup tinggi
-
Viscositas index berkisar 80 –
400
-
Tidak mudah menyesuaikan dengan
seal yang umum
Catatan:
Apabila cairan hidrolik pada suatu pesawat
hidrolik akan diganti dengan jenis yang lain, maka cairan semula perlu
dikeluarkan semua dan dibilas, demikian pula seal-seal perlu diganti.
(e)
Jenis cairan hidrolik yang digunakan
Jenis cairan hidrolik yang digunakan di
otomotif diataranya:
a. Untuk Pesawat angkat (dongkrak, car lift dan sejenisnya) biasanya
menggunakan oli dengan SAE 10 – SAE 20
b. Untuk Rem Hidrolik menggunakan Cairan Minyak Rem (Break Fluid)
dengan beberapa merk.
(f)
Pemeliharaan Cairan Hidrolik
Cairan hidrolik bukanlah barang yang murah,
oleh sebab itu perlu dipelihara walaupun untuk menggati dan membilas.
Memelihara bagian-bagian pesawat perlu waktu dan keahlian.
(1) Cara menyimpan dan memindahkan.
-
Simpanlah drum cairan hidrolik
di bawah atap
-
Sebelum membuka drum bersihkan
bagian atas agar kotoran tidak masuk
-
Guanakan girigen (wadah) dan
slang yang bersih. Serta menyaring oli terlebih dahulu sebelum memasukkan ke
dalam reservoir.
-
Pelihara dari kelembaman dan
pencemaran oleh pengembunan
(2) Cara memelihara oli waktu bekerja
-
Cegah pencemaran oli dengan
menjaga dari gaian-bagian rangkaian tetap terpasang kuat dan sistem saringan
yang baik
-
Jadwalkan penggantian oli agar
oli diganti sebelum rusak total
-
Reservoir harus tetap berisi
oli secukupnya.
-
Cegah terjadinya pengembunan di
dalam reservoir
-
Perbaikilah dengan segera bila
ada kebocoran
8)
Pipa Saluran
Pipa saluran berfungsi untuk menyalurkan cairan
hidrolik di dalam sistem agar sistem dapat berkerja.
Selain pipa saluran digunakan juga penghubung atau
penyambung (fitting) untuk melengkapi pipa saluran agar dapat memenuhi sesuai
kebutuhan.
Faktor pemilihan pipa saluran dan fitting
tergantung kepada:
-
tekanan statis dan dinamis - vibrasi
-
aliran rata-rata -
kekuatan kebocoran
-
kesesuaian terhadap fluida - kondisi
lingkungan
-
pemeliharaan -
pemakaian harga
Jenis pipa saluran
terdiri dari : pipa kaku dan pipa fleksibel. Dengan jenis penyambung seperti di
bawah ini:
3.
Pemasangan sistem hidrolik
4.
Aplikasi Pesawat hidrolik di Otomotif
Beberapa
jenis aplikasi sistem hidrolik di otomotif diantaranya adalah :
Dongkrak Hidrolik (Hydraulic Jack)
Dongkrak
hidrolik adalah salah satu jenis dongkrak yang digunakan untuk mengangkat
kendaraan (mobil), sehingga bagian bawahnya tidak berhubungan dengan lantai (jalan).
Bagian dan pemasangannya dapat dilihat
pada gambar berikut:
Gambar 28. Dongkrak Hidrolik
Keterangan gambar:
1.
Casing 14. Stell Ball Ø 8 mm
2.
Ext Screw & Nut Assy 15. Commpression
Spring
3.
Spring Clip Top 16. Handle
4.
Ram Guide Top 17. Ling & Fulcrum Assy
5.
“O” Ring 18. Retainer Washer
6.
Ram 19. Rnd Hd Rivet
7.
Paper Paking 20. Wiper Ring
8.
Ram Guide 21. Pump Plunger
9.
Ram Cup & Ext. Ring 22. Pump Cup
10.
Valve Ball Cover 23. Perforated Washer
11.
Stell Ball Ø 5 mm 24. Fillerhole
Plug
12.
Realise Valve * 25. M 8 Flat Washer
13.
“O” Ring 2-116 26. Rd Hd Rivet Ø 8 mm x 1,25 mm
c. Rangkuman
1.
Sistem hidrolik adalah suatu rangkaian
dengan menggunakan media liquid untuk
mengangkat atau menekan dengan tenaga minimal sehingga menghasilkan tenaga optimal
2.
Komponen sistem hidrolik terdiri dari:
tangki, motor penggerak, pompa, katup pengaman, unit penggerak, katup pengatur
dan pengukur tekanan serta pipa saluran.
3.
Media sistem hidrolik yang digunakan
secara umum adalah oli yang memenuhi syarat dengan sifat: viscositas
(kekentalan) stabil, mampu melumas dengan baik, tahan oksidasi, mampu menahan
karat
4.
Pada saat pemasangan pipa atau selang
menghubung sebaiknya memperhatikan hal yang dapat mengganggu jalannya sistem
akibat pemasangan yang salah.
d. Tugas
- Jelaskan minimal 4 jenis sistem hidrolik
yang ada di sekitar kita!
e. Test Formatif
f. Kunci
Jawaban Test Formatif
g. Lembar
Kerja
h. Kriteria
melanjutkan pemelajaran.
No. Soal
|
Aspek Level Kunci
|
Skor
|
Bobot
|
Nilai
|
Keterangan
|
1
|
A 1
|
|
1
|
|
Syarat
melanjut-
|
2
|
E 1
|
|
5
|
|
lanjutkan
belajar,
|
3
|
|
|
2
|
|
Nilai
minimal 7,0
|
4
|
|
|
1
|
|
Dengan
skor tiap
|
5
|
F 1
|
|
3
|
|
Soal
minimal 7
|
Nilai
Akhir
|
|
∑ Nilai
|
∑
Skor
|
Keterangan melajutkan :
N
A = 7,0 s.d. 7,9 : memenuhi kriteria
minimal dengan banyak bimbingan
N
A = 8,0 s.d. 8,9 : memenuhi kriteria
dengan sedikit bimbingan
N
A = 9,0 s.d. 10 : memenuhi kriteria
maksimal dengan tanpa bimbingan
Pengujian sistem hidrolik.
a. Tujuan Kegiatan Belajar
Setelah siswa selesai mempelajari
kegiatan belajar 2 akan dapat:
1)
Menjelaskan Cara menguji masing
– masing komponen
2)
Melaksanakan pengujian sistem
hidrolik
b.
Uraian Materi
1) Pengujian komponen sistem
hidrolik
a)
Pengujian
cairan hidrolik
Apabila kita menggunakan
cairan hidrolik (oli) yang masih baru tentu kita tidak perlu menguji kembali
karena dalam kemasan sudah tertulis kekentalan (viscositasnya). Tetapi jika
kita menggunakan oli yang sudah pernah digunakan tentu perlu kita mengujinya
kembali apakah oli tersebut masih sesuai kekentalannya, bersih dari kotoran
atau tercampur bahan lain.
b)
Pengujian
Tangki (Reservoir)
Perhatikan tangki cairan
hidrolik yang digunakan apakah tidak bocor, memiliki ruang udara, memiliki
saringan/ruang penyekat dan bersih dari kotoran. Jika salah satu pernyataan
tadi tidak terpenuhi maka sebaiknya perbaiki dulu sehingga baik kondisinya.
Hal itu diperlukan karena
tangki adalah tempat awal dan akhir dari aliran pada sistem yang dapat
membersihkan dan mendinginkan oli.
c)
Pengujian
Penggerak mula dan Pompa Hidrolik
Perhatikan jenis dan
kapasitas penggerak mula yang digunakan apakah sesuai dengan kapasitas dan
jenisnya. Demikian juga dengan pompa yang akan digunakan, apakah sesuai dengan
label atau data yang ada atau tidak.
Untuk melaksanakan
Pengujian Pompa Hidrolik diperlukan peralatan:
a. Cairan
hidrolik
b. Stop
Watch
c. Gelas
Ukur
d. Pipa
saluran
e. Penghubung
f. Kunci-kunci
g. Obeng
h. Kain
Lap
i. Pompa
j. Reservoir
Langkah
Pengujian sebagai berikut:
(1) Pasanglah
rangkaian antara reservoir, pompa dan gelas ukur sedemikian rupa sehingga
seolah-olah akan memompakan cairan
hidrolik dari reservoir ke gelas ukur
(2) Lakukan
pengujian dengan menghidupkan pompa dengan waktu selama (misal) 2 menit, 3
menit dan 4 menit, kemudian ukur berapa liter masing-masing cairan hidrolik
yang ada di gelas ukur.
(3) Hitung
masing-masing pengujian dengan membagi jumlah cairan hidrolik dengan waktu
tersebut. Kemudian bandingkan dengan spesifikasi pompa tersebut apakah lebih
rendah, ada diantaranya atau lebih tinggi,
(4) Jika hasil
pengujian lebih kecil berarti pompa pompa harus diganti.
d)
Katup
Pengaman dan katup katup pengatur (Pengarah)
Pengujian
katup pengaman dilakukan dengan membuat rangkaian dari reservoir, pompa, dan
katup pengaman. Diantara pompa dan katup pengaman dipasang hidrometer, untuk
mengetahui tekanan yang bekerja ke katup.
Peralatan
yang dipergunakan adalah:
a. Cairan
hidrolik g. Katup Pengaman
b. Reservoir h. Kran Penutup
c. Pompa
hidrolik i. Kunci-kunci
d. Pipa
saluran j. Obeng
e. Manometer k. Kain Lap
f. Penghubung
Langkahnya sebagai
berikut:
(1) Hidupkan
pompa hidrolik sampai cairan keluar dari saluran ke actuator
(2) Kemudian
tutup kran penutup ke saluran by-pass (ke actuator). Kemudian lihatlah berapa
tekanannya sampai cairan hidrolik bisa keluar dari katup pengaman ke saluran
pengembali.
(3) Kemudian
coba atur mur pengatur sampai tekanan pengaman yang dikehendaki.
Sedangkan untuk
pemeriksaan katup pengarah dari rangkaian tadi kran penutup diganti dengan
katup pengarah, kemudian kita tes arah aliran cairan hidrolik yang keluar apakah sesuai dengan jenisnya. Hal ini perlu
agar pada saat digunakan dan dioperasikan dalam sistem tidak mengalami hambatan
yang verarti.
e)
Penggerak
(Aktuator)
Periksalah bagian
penggerak linear yang akan digunakan apakah sesuai dengan jenis dan langkah (stroke)
yang dikehendaki atau tidak. Sebelum memeriksa secara keseleruhan sebaiknya
periksa terlebih dahulu komponen dari silinder terutama seal jangan sampai
rusak.
Hal ini diperlukan agar
pada saat kita menggunakan tidak mengalami kesulitan dalam penerapan sistem
secara keseluruhan.
Peralatan yang
dipergunakan yaitu:
a. Reservoir
b. Pompa
hidrolik
c. Pipa
saluran
d. Manometer
e. Penghubung
f. Katup
pengaman
g. Katup
pengarah
h. Silinder
kerja tunggal atau ganda
i. Cairan
hidrolik
j. Kain
Lap
Langkah pengujian sebagai
berikut:
(1) Buat
rangkaian seperti rangkaian pemeriksaan katup pengarah, kemudian tambahkan
dengan saluran ke actuator dan ke reservoir dari katup pengarah sesuai dengan
lubang laluannya.
(2) Hidupkan
motor hidrolik, kemudian atur katup pengarah sehingga actuator bergerak maju,
periksa berapa tekanannya pada hidrometr.
(3) Kemudian
rubah posisi katup pengarah sehingga actuator bergerak mundur, periksa pula
tekanannya.
(4) Jika katup
pengarah tiga posisi atur pada posisi closed, maka actuator tidak bergerak
periksa tekanannya.
2) Pengujian sistem hidrolik.
Apabila masing-masing
komponen dari sistem hidrolik ini sudah diuji secara keseluruhan maka sistem
hidrolik ini sudah bisa dipergunakan,
tergantung kepada untuk apa sistem hidrolik ini digunakan. Tidak semua komponen sistem hidrolik ini
mesti ada dalam satu rangkaian.
Pengujian
sistem hidrolik dilakuksn dengan memberikan mengoperasikan sistem tersebut
sehingga bekerja sesuai dengan fungsi dan kapasitasnya.
Berikut
ini disediakan beberapa konstruksi rangkaian hidrolik. Namun bagi pembaca yang
tidak memiliki hidrolik training unit tidak akan dapat melaksanakan latihan
pengujian ini. Untuk itu sebaiknya dipelajari saja cara kerja rangkaian
tersebut.
a)
Pengujian
Single Acting Cylinder
Siapkanlah komponen-komponen sebagai berikut:
-
Power pack
-
Single acting cylinder
-
3/2 way D.C.V (normally closed)
-
Safety valve (relief valve)
-
2 pressure gauge
-
Shut off valve
-
Bandul (pemberat)
-
Pipa-pipa flixible (pipa penghubung)
Rangkaikanlah
komponen-komponen tersebut di atas seperti pada gambar rangkaian di bawah ini:
Gambar 32 Pengujian Silinder Kerja Tungggal
b)
Double
Acting Cylinder
Siapkanlah komponen-komponen sebagai berikut:
-
Power pack
-
Double acting cylinder
-
4/2 way D.C.V
-
Pressure gauge
-
Shut off valve
-
Pipa-pipa flixible (pipa penghubung)
Rangkaikanlah
komponen-komponen tersebut di atas menurut rangkaian berikut ini.
c)
Double
Acting Cylinder dengan Menggunakan 4/3 Way D.C.V
Siapkanlah
komponen-komponen sebagai berikut :
-
Power pack
-
4/3 way D.C.V
-
Double acting cylinder
-
Pipa-pipa flixible
Rangkailah
komponen-komponen tersebut di atas menurut rangkaian di bawah ini.
c.
Rangkuman
1. Pengujian
komponen hidrolik diperlukan agar pada saat penggunaan tidak terjadi kendala
akibat terdapat komponen yang rusak
2. Reservoir
diuji terhadap kebocoran dan dan sistem penyaringan terhadap kotoran
3. Cairan
hidrolik diuji dari kekentalan dan kadar kemurnian cairan tersebut
4. Pompa
hidrolik diuji berdasarkan kapasitas (kemampuan mengalirkan cairan hidrolik)
tiap waktu dalam satuan liter/menit. Sedang Motor penggerak listrik diuiji
jumlah putaran tiap menitnya.
5. Katup
Pengaman diuji nilai batas katup mulai bekerja dalam satuan Mpa atau Kg/Cm2.
6. Katup
Pengarah diuji dengan memperhatikan aliran cairan hidrolik yang mengalir sesuai
dengan arahan katupnya.
7. Aktuator
diuji dengan gerak dan tekanan yang dapat menggerakkan nya.
8. Sistem
hidrolik diuji dengan memperhatikan batas kemampuan mengangkat atau menekan
dengan membandingkannya terhadap kapasitas teoris (dalam brosur yang ada).
d.
Tugas
1.
Lakukan pengjuian pada peralatan
hidrolik yang ada di bengkelmu!
e.
Test Formatif
f.
Kunci Jawaban Test
Formatif
1. Secara
sederhana kita bias menempatkan pada ketinggian yang sama, kemudian oli kita
alirkan dengan selang yang sama besar. Tunggu berapa waktu. Kemudian kita lihat
mana yang terlebih dulu banyak berpindah berati itu yang lebih kental.
2. Gunakan
pompa untuk mengalirkan atau memompakan cairan. Kemudian tentukan waktunya,
tunggu sampai waktu yang ditentukan kemudian
hitung berapa liter cairan bisa dipindahkan dibagi waktu tersebut.
3. Jika
katup pengaman diputar ke kanan ternyata
baut pengatur tambah berat, berarti pegas dibagian dalam tambah kuat mendorong
bola baja, sehingga cairan yang dapat mendorong bola baja tersebut harus dapat
melawan pegas lebih kuat lagi. Berarti tekanan di yang ditimbulkan haakan lebih
besar dari semula.
g.
Lembar Kerja
1. Peralatan
dan Bahan
2. Keselamatan
Kerja
3. Langkah
Kerja
4. Tugas
BAB. III
EVALUASI
A. Soal Teori
1. Prinsip dasar hukum apakah yang mendasari prinsip kerja hidrolik ?
Jelaskan bagaimana bunyi hukum tersebut!
2.
Berikan contoh komponen sistem hidrolik
yang dipergunakan pada rem hidrolik minimum 3 buah!
3.
Apakah fungsi katup pengarah, apa arti
katup pengarah 4/3?
4.
Apa arti simbol katup pengarah berikut:
a. b.
c.
5.
Apa arti simbol penggerak katup berikut
:
a. b.
6.
Jenis katup apakah yang digunakan pada
dongkrak hidrolik?
7.
Penggerak mula apakah yang digunakan
pada dongkrak hidrolik?
8.
Bagaimanakah cara menguji kebocoran
yang terjadi antara pompa dengan katup pengarah (Direction Control Valve)?
B. Soal Praktek
Ajaklah
temanmu maksimal dua orang untuk melakukan pembongkaran dongkrak hidrolik,
kemudian telitilah komponen-komponennya. Setelah itu pasang kembali sehingga
dongkrak tersebut bisa berfungsi dengan baik.
C. Kunci Jawaban
1. Hukum Pascal, Benda cair yang ada pada suatu ruang jika diberi tekanan
maka tekanan tersebut akan diteruskan ke segala arah sama besar
2.
Contoh komponen sistem hidrolik pada
rem adalah : Silinder master, silinder roda, saluran
3.
Fungsi katup pengarah adalah untuk
melepas, mengehentikan atau mengarahkan cairan hidrolik yang melalui katup
tersebut sesuai dengan perintah dari luar.
4.
a. Katup pengarah dengan 2 lubang , 2
posisi ( normal menutup)
b. Katup pengarah dengan 4 lubang
, 2 posisi
c. Katup pengarah dengan 4 lubang , 3 posisi (posisi tengan
penutup penuh)
5. a. Penggerak katup dioperasikan dengan tuas
b. Penggerak katup dioperasikan dengan pedal
6. Katup yang digunakan pada dongkrak hidrolik yaitu katup pengarah check valve.
7. Penggerak mula yang digunakan pada hidrolik untuk menggerakkan pompa
adalah penggerak manual menggunakan tuas.
8. Pasang rangkaian komponen sistem hidrolik, kemudian arahkan katup
pada posisi close (menutup), perhatikan apakah ada tetesan cairan diantara
pompa dan katup pengarah atau tidak. Hal ini tidak perlu lama cukup sampai
cairan hidrolik keluar dari katup pengaman kembali ke reservoir.
D. Kriteria Kelulusan
No. Soal
|
Aspek Level Kunci
|
Skor
|
Bobot
|
Nilai
|
Keterangan
|
1
|
B 1
|
|
2
|
|
Syarat melanjut-
|
2
|
F 1
|
|
3
|
|
lanjutkan belajar,
|
3
|
|
|
6
|
|
Nilai minimal 7,0
|
4
|
|
|
1
|
|
Dengan skor tiap
|
5
|
F 1
|
|
3
|
|
Soal minimal 7
|
6
|
F1
|
|
2
|
|
|
7
|
A 1
|
|
1
|
|
|
8
|
F 1 / 2
|
|
7
|
|
|
9
|
D1 / G 2
|
|
10
|
|
|
Jumlah
|
35
|
|
|
Nilai Akhir
|
|
∑ Nilai
|
∑
Bobot
|
Keterangan melajutkan :
N
A = 7,0 s.d. 7,9 : memenuhi kriteria
minimal dengan banyak bimbingan
N
A = 8,0 s.d. 8,9 : memenuhi kriteria
dengan sedikit bimbingan
N
A = 9,0 s.d. 10 : memenuhi kriteria
maksimal dengan tanpa bimbingan
E. Lembar Penilaian Praktek .
Nama
Peserta :
No.
Induk :
Program
Keahlian :
Nama
Jenis Pekerjaan :
PEDOMAN PENILAIAN
No.
|
Aspek Penilaian
|
Skor
Maks.
|
Skor
Perolehan
|
Keterangan
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
I
|
Persiapan
1.1. Persiapan alat dan bahan
1.2. Membuat diagram rangkaian
1.3. Menganalisa jenis Komponen
1.4. Menguji koponen
|
4
3
4
4
|
|
|
Sub
total
|
15
|
|
|
II
|
Proses (Sistematika & Cara
Kerja)
3.1. Cara menggunakan alat
3.2.
Cara memeriksa komponen
3.3. Cara memasang komponen
|
10
10
10
|
|
|
Sub
total
|
30
|
|
|
III
|
Kualitas Produk Kerja
4.1. Hasil pemasangan sesuai standard
4.2. Hasil pemasangan dilakukan pengujian
|
15
15
|
|
|
Sub
total
|
30
|
|
|
IV
|
Sikap/Etos Kerja
5.1.
Tanggung jawab
5.2.
Ketelitian
5.3.
Inisiatif
5.4.
Kemandirian
5.5
Kerjasama
5.6
Kejujuran
5.7
Ketekunan
5.8
Pemecahan masalah
|
2
3
2
2
3
3
3
2
|
|
|
Sub
total
|
15
|
|
|
V
|
Laporan
6.1.
Sistimatika penyusunan laporan
6.2.
Kelengkapan bukti fisik
|
4
6
|
|
|
Sub
total
|
10
|
|
|
Total
|
100
|
|
|
Nilai Akhir
|
|
∑ Skor Perolehan
|
10
|
KRITERIA
PENILAIAN
No.
|
Aspek Penilaian
|
Kriteria Penilaian
|
Skor
|
I
|
Persiapkan
1.1. Persiapan
alat dan bahan
1.2.
Membuat diagram rangkaian
1.3.Menganalisa
Jenis komponen
1.4.
Menguji Komponen
|
·
Alat dan bahan disiapkan sesuai kebutuhan
·
Alat dan bahan tidak disiapkan
·
Diagram dibuat sesuai dengan standard
·
Diagram dibuat tidak dengan standard
·
Jenis Komponen disediakan sesuai
kebutuhan
·
Jenis komponen tidak disediakan
·
Komponen diuji sesuai standard
·
Komponen tidak diuji
|
4
0
3
0
4
0
4
0
|
II
|
Proses (Sistematika Cara Kerja)
2.1. Cara menggunakan alat
2.2. Cara memeriksa Komponen
2.3. Cara memasang komponen
|
·
Menggunakan alat sesuai prosedur
kerja
·
Menggunakan alat tidak sesua prosedur
·
Komponen diperiksa sesuai dengan
prosedur
·
Komponen tidak diperiksa
·
Komponen dipasang sesuai dengan
stadar prosedur
·
Komponen dipasang tidak sesuai
standar prosedur
|
10
2
10
2
10
2
|
III
|
Kualitas Produk Kerja
3.1. Hasil Pemasangan sesuai standar
3.2. Hasil Pemasangan dilakukan
Pengujian
|
·
Hasil Pemasangan sesuai standar dan
memenuhi K 3 dan SOP
·
Hasil Pemasangan sesuai
·
Hasil Pemasangan tidak sesuai
·
Hasil Pemasangan dilakukan Pengujian
sesuai SOP
·
Hasil Pemasangandilakukan pengujian
tapi tidak sesuai SOP
·
Hasil Pemasangan tidak dilakukan
Pengujian
|
15
10
5
15
10
5
|
IV
|
Sikap / Etos Kerja
4.1. Tanggungjawab
4.2. Ketelitian
4.3. Inisiatif
4.4. Kemandirian
4.5. Kerjasama
4.6. Kejujuran
4.7. Ketekunan
4.8. Pemecahan Masalah
|
·
Melakukan
·
Tidak
|
2
3
2
2
3
3
3
2
|
V
|
Laporan
5.1. Sistimatika Penyusunan
5.2. Kelengkapan bukti fisik
|
·
Laporan dibuat dengan sistematika
yang sesuai
·
Laporan dibuat dengan sistimatika
tidak sesuai
·
Laporan tidak dibuat
·
Bukti fisik dibuat sesuai ketentuan
·
Bukti fisik dibuat tidak sesuai
ketentuan
·
Bukti fisik tida dibuat
|
4
2
0
6
3
0
|
BAB.
IV
PENUTUP